Friday, October 28, 2011

Kisah Awal Penciptaan

Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya dari Amir al-Aqili ra bahwasanya dia berkata, 'Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, dimanakah Tuhan kita berada sebelum Dia menciptakan langit dan bumi?' Beliau menjawab, 'Sebelum menciptakan langit dan bumi, Dia berada di ghamam (awan) yang di atas dan di bawahnya ada hawa (udara); kemudian Dia menciptakan Arsy-Nya di atas air. "Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ghamam adalah kabut.

Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan Arsy-Nya. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ubadah bin Shamit ra, dia mengatakan, 'Rasulullah saw bersabda, 'Yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah qalam yang berasal dari cahaya.' Menurut sebuah pendapat, qalam berasal dari permata putih, yang panjangnya hampir sama antara langit dan bumi. 'Kemudian Dia menciptakan Lauh Mahfuzh (lembaran yang terjaga) dari mutiara putih yang berasal dari yaqut (batu mulia) merah, yang panjangnya antara langit dan bumi, sedangkan lebarnya antara barat dan timur.'

Anas bin Malik mengatakan, 'Rasulullah saw bersabda, 'Allah memiliki Lauh (lembaran) yang salah satu permukaannya terbuat dari yaqut merah dan permukaan lainnya dari zamrud yang hijau, sedangkan qalamnya berasal dari cahaya.'

Ibn Abbas ra mengatakan, 'Sebelum Allah menciptakan makhluk, Dia telah menciptakan qalam. Dia berada di atas Arsy; Kemudian Dia melihat qalam dengan penglihatan haibah (kebesaran) sehingga qalam itu terbelah dan meneteskan tinta.' Ibn Abbas menambahkan bahwa qalam itu terbelah dan dari belahan inilah keluar tinta hingga hari kiamat.

Said bin Manshur mengabarkan bahwa yang pertama kali dituliskan oleh qalam adalah, 'Aku adalah Yang Maha Menerima tobat. Aku akan menerima tobat orang yang bertobat.' Sementara Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa yang pertama kali dituliskan oleh qalam adalah, 'Sesungguhnya rahmat-Ku melampaui kemarahan-Ku.' Ibn Abbas ra mengatakan qalam menuliskan apa yang bakal terjadi hingaa Hari Kiamat dan tentang ketentuan baik, jelek, bahagia, dan celaka.

Firman Allah

'Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata' (QS 36:12)

Amr bin al-Ash mengatakan, 'Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Allah telah mencatat takdir-takdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.' Hadits tersebut menunjukkan bahwa qalam diciptakan lebih dahulu daripada Arsy. Ia Arsy merupakan ciptaan yang paling awal. Setelah itu, barulah diciptakan Lauh Mahfuzh.

Ibn Abbas ra mengatakan, 'Sesungguhnya Allah memiliki Lauh yang berasal dari mutiara putih. Dia suka melihatnya 360 kali dalam sehari semalam. Dalam setiap kali lihatan, Dia mencipta, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, mencabut kerajaan, memberikan kerajaan, dan mengerjakan apapun sekehendak-Nya.

Demikianlah Allah berfirman

'Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.' (QS 7:54)

'Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.' (QS 35:11)

Wednesday, October 26, 2011

Kisah Nabi Idris a.s.

Ibn 'Abbas ra mengatakan, Allah mengutus Idris kepada keturunan Qabil yang menyembah berhala dan menyimpang dari mentauhidkan Allah. Mereka memiliki lima berhala yang mereka sembah selain Allah, yaitu wud, siwa, yaghuts, ya'uq dan nasr, yang disinggung oleh Allah di dalam AlQuran yang agung. Ketika kebobrokan mereka kian bertambah, Allah mengutus Idris as kepada mereka. Dia mendakwahi mereka dalam jamaah dalam tiga hari.

Dalam memerintah dan melarang, Idris as sangat kera. Dia adalah orang yang pertama kali menulis dengan qalam (pena), orang pertama yang menulis suhuf, orang pertama yang mengerti ilmu nujum dan ahli perhitungan, dan orang pertama yang menjahit pakaian dan memakai jarum. Apabila menjahit, dalam setiap tusukan jarum dia bertasbih kepada Allah. Apabila lupa, jahitannya yang tidak disertai dengan tasbih kepada Allah dia udar kembali. Dia adalah orang yang tidak mau makan kecuali dari hasil usahanya. Dia suka menjahit milik orang dengan mendapatkan upah dan dia adalah orang yang pertama membuat takaran.

Dikatakan bahwa, sebelum zaman Idris, manusia memakai kain tanpa dijahit. Setelah Idris menciptakan jahitan dan menjahitnya, orang-orang menganggapnya bagus, dan mereka pun ikut menggunakan bahan pakaian yang dijahit.

Selanjutnya, Idris diberi tiga puluh suhuf oleh Allah. Dia tidak pernah lesu membacanya, siang dan malam. Para malaikat suka datang untuk mushafahah (bersalaman) dengan Idris. Setiap hari, ibadah Idris dilaporkan seukuran ibadah seluruh manusia. Karena saking banyaknya ibadah Idris, sampai-sampai malaikat merasa takjub kepadanya dan karenanya didengki oleh Iblis terlaknat. Akan tetapi, Iblis tidak menemukan cara untuk memperdayainya.

Diriwayatkan bahwa Malaikat Maut meminta izin kepada Tuhannya untuk berziarah kepada Idris. Dia diizinkan, lalu datang kepada Idris dalam rupa seorang laki-laki. Idris bertanya kepadanya, 'Hai laki-laki, siapa engkau?' Laki-laki itu menjawab, 'Aku adalah Malaikat Maut; aku telah meminta izin kepada Tuhanku untuk berziarah kepadamu, maka berikanlah aku izin untuk itu!' Idris berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku mempunyai satu keperluan kepadamu,' Dia bertanya,' Apa keperluanmu itu?' Idris menjawab, 'Cabutlah nyawaku saat ini!' Malaikat Maut berkata, 'Sesungguhnya Tuhanku belum mengizinkanku untuk melakukan itu.'

Pada waktu itu, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut, 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang ada dalam benak hamba-Ku; cabutlah ruhnya!' Karena telah mendpat izin, maka pada waktu itu juga dia mencabut ruhnya. Akan tetapi, kemudian Allah menghidupkannya lagi ketika itu juga. Idris berkata, 'Hai Malaikat Maut, aku masih punya permintaan yang lain.' Dia menjawab, 'Apa itu?' Idris berkata, 'Bawalah aku ke neraka Jahannam agar aku bisa melihat kengeriannya!' Allah mengizinkan Malaikat Maut untuk melakukan perjalanan itu. Maka, dibawalah Idris oleh Malaikat Maut datang ke malaikat penjaga neraka.

Allah memerintahkan kepada malaikat penjaga neraka, 'Letakkan hamba-Ku di pinggir Jahannam agar dia bisa melihat apa yang terdapat di dalamnya.' Setelah Idris berada di sana dan melihat isi Jahannam, dia pingsan karena melihat kengeriannya. Lalu Malaikat Maut menghampirinya dan membawanya lagi ke tempat asalnya. Semenjak melakukan perjalanan ke neraka Jahannam tersebut, dari mulai hari itu Idris tidak memakai cela di matanya menjelang tidur, tidak bersenang-senang dengan makanan yang enak-enak dan minuman yang lezat, dan tidak memiliki tempat tinggal yang tetap karena kengerian yang pernah dia lihat.

Idris mencurahkan diri beribadah kepada Allah dan menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung anak laki-laki. Setelah anak itu terlahir, dia diberi nama Matusyilakh dan cahaya yang ada di kening Idris pindah ke kening anaknya. Setelah anak itu besar, dia diberi wasiat oleh Idris, diserahi suhuf, tali dan tabut; dan dia diwasiati agar membaca suhuf dan selalu mendirikan shalat. Idris bekata kepadanya, 'Hai anakku, aku akan naik ke langit. Aku tidak tahu apakah akan kembali atau tidak. Maka, terimalah dariku apa yang akan kuwasiatkan kepadamu.'

Kemudian Idris masuk ke mihrabnya dan meminta kepada Allah agar diperlihatkan surga seperti Dia telah memperlihatkan neraka. Atas permintaan Idris tersebut, Allah memerintahkan kepada Ridhwan, malaikat penjaga surga untuk menurunkan sebuah tangkai dari surga. Maka, Ridhwan menurunkan tangkai dari pohon Thuba. Kemudian Idris berpegang ke tangkai itu dan naik ke langit. Lalu Ridhwan memasukkannya ke dalam surga. Idris melihat nikmat-nikmat yang ada disana. Setelah cukup lama berada di dalam surga, Ridhwan berkata, 'Silahkan keluar!, Engkau telah melihat surga dan isinya.'

Idris berkata, 'Aku tidak akan keluar.
Allah berfirman:

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati (QS 3:185, 21:35, 29:57)

Dan aku pun telah merasakannya.
Allah berfirman:

Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu (QS 19:71)

Dan aku pernah mendatanginya

Allah pun berfirman

Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya(surga) (QS 15:48)

Maka aku tidak akan keluar dari surga. Maka Allah mewahyukan kepada RIdhwan, 'Katakanlah kepada hamba-Ku, Idris, hendaklah dia jangan keluar dari surga untuk selama-lamanya.'

Wahab bin Munabbih mengatakan, Idris telah naik ke langit ketika dia berumur 365 tahun. Ibn al-Jauzi mengatakan bahwa Idris dan Isa bin Maryam hidup di langit. Terkadang Idris berada di langit keempat untuk beribadah kepada Allah dan terkadang bersenang-senang di surga.

Allah berfirman:

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam AlQuran. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi (QS 19:56-57)

Sunday, October 23, 2011

Cerita Terbunuhnya Aisyah r.a. Isteri Firaun

Di istana Fir'aun ada seorang Masyitah (penata rambut) yang telah beriman. Untuk tugasnya tersebut, Fir'aun memberinya kursi dan sisir yang terbuat dari emas. Pada suatu ketika, ketika dia sedang menata rambut putrinya Fir'aun, tiba-tiba sisir dari tangannya terjatuh, dia berkata, 'Celakalah orang yang kufur kepada Allah'. Mendengar hal tersebut, putri Fir'aun marah lalu pergi melaporkannya kepada Fir'aun. Fir'aun marah. Dia panggil Mastiyah dan memintanya untuk mengklarifikasikan laporan yang disampaikan kepadanya. Dia berkata, 'Sebenarnya, saya telah beriman kepada Tuhannya Musa.'

Pada ssat itu, Fir'aun memerintahkan Mastiyah dilemparkan ke tanah dan memaku tangan dan kakinya dengan paku-paku yang ada di tanah. Lalu Fir'aun membawa anak-anak Mastiyah ke hadapannya. Dia berkata, 'Jika engkau beriman kepadaku, maka aku akan membebaskanmu. Jika tidak, maka aku akan menyembelih anak-anakmu di atas dadamu, 'Mastiyah menolaknya sehingga Fir'aun menyembelih anak-anaknya di atas dadanya. Mastiyah berkata, 'Segala puji bagi Allah.'

Setelah itu, Fir'aun memasukan Mastiyah ke dalam peti yang terbuat dari besi yang di panaskan dengan api. Akhirnya, Mastiyah mati di dalam peti tersebut. Peti itu dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah. Ia dipanaskan lalu orang yang beriman kepada Allah dimasukkan kesana hingga meninggal. Pada saat itu, Aisyah melihat para malaikat turun dari langit. Mereka datang dengan membawa kekeramatan untuknya dan memberikan kabar gembira bahwa Mastiyah telah menemui Tuhannya. Pada saat itu juga, Aisyah berdiri dan berkata:

'Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim' (QS 66:11)

Setelah membunuh Mastiyah, Fir'aun merasa bingung. Dia tidak tahu Aisyah mendekatinya dengan wajahnya yang sedih dan seperti orang yang kebingungan. Aisyah berkata kepada Fir'aun, 'Hai mal'un (orang yang terlaknat), sampai kapan aku bisa bersabar kamu membunuh para wali Allah, sampai kamu tega membunuh Mastiyah dan tidak memperhatikan haknya. Hai mal'un, berapa banyak rezeki Allah yang kamu makan, sementara kamu kufur kepada-Nya dan tidak mensyukuri-Nya, berapa banyak pertanda yang kamu lihat, tetapi kamu tidak menjadikannya sebagai bahan pelajaran.'

Mendengar itu, Fir'aun berteriak, maka berkumpullah kepadanya para menteri dan pengawalnya. Dia berkata, 'Lihatlah perbuatan Musa dan Harun! Bagaimana perbuatan mereka terhadapku, kaumku dan keluargaku. Mereka telah dirusak dengan sihir Musa. Aku tidak peduli dengan sihirnya. Akan tetapi, sulit bagiku untuk menerima keadaan Aisyah karena dia begitu mulia di hadapanku. Aku tidak tahu bagaimana sihir Musa bisa sampai kepadanya.' Fir'aun meminta Aisyah untuk pulang kepada ibunya agar kegilaannya (menurut Fir'aun) hilang, tetapi Aisyah menolaknya. Para pembantu Fir'aun memberikan pengertian kepadanya hingga ibunya pun datang untuk menasihatinya. Dia tetap menolak dan mengesakan Allah serta menyaksikan Musa adalah utusan-Nya.

Para menteri Fir'aun berkata, 'Seandainya engkau tidak membunuh Aisyah, maka dia akan berdampak buruk terhadap semua kaummu.' Maka, Fir'aun memerintahkan untuk memperlakukan Aisyah seperti yang diperlakukan kepada Masyitah. Pada saat itu, Jibril datang dan memberikan kabar gembira kepada Aisyah dengan surga serta memberinya sebuah gelas. Aisyah minum dari gelas itu. Jibril juga memberikan kabar gembira bahwa Aisyah akan menjadi istri Muhammad saw di surga.
Akhirnya, Aisyah meninggal tanpa menderita rasa sakit. Semoga Allah meridhainya.

Kisah Cincin Sulaiman bin Dawud A.S.

Wahab bin Munnabbih mengatakan, Sulaiman senantiasa memakai cincin di jarinya. Dia tidak pernah melepaskannya siang dan malam. Apabila masuk ke toilet, dia mencopotnya dan menitipkan kepada orang yang dipercayainya. Pada cincin tersebut tertulis ismul A'zham (nama Allah yang Agung). Pada suatu ketika, dia mencopot cincin tersebut dan menitipkannya kepada seorang hamba sahaya wanita. Salah seorang setan datang kepada hamba sahaya tersebut dalam rupa Sulaiman. Si hamba sahaya tidak meragukan lagi orang itu adalah Sulaiman. Dia(setan) ambil cincin tersebut darinya dan mengenakan ke jarinya. Kemudian dia pergi lalu duduk di atas kursi Sulaiman. Bala tentaranya, dari golongan manusia, jin, dan burung, datang dan berdiri dihadapannya seperti biasanya. Mereka menyangka orang tersebut adalah Sulaiman.

Tatkala Sulaiman keluar dari toilet, dia meminta cincinnya dari si hamba sahaya. Si hamba sahaya memandangi Sulaiman, dia melihat rupa Sulaiman telah berubah. Kemudian dia berkata, 'Kamu siapa?' Sulaiman menjawab, 'Aku adalah Sulaiman bin Dawud.' Si hamba sahaya berkata, 'Sulaiman telah mengambil cincinnya, lalu pergi dan duduk di atas kursinya.' Mendengar hal itu, Sulaiman tahu bahwa setan telah memperdaya si hamba sahaya lalu mengambil cincin darinya. Sulaiman lari ke padang pasir dan tempat sunyi. Dia merasakan lapar dan haus. Kadang-kadang dia meminta kepada orang-orang untuk memberinya makanan. Dia berkata, 'Aku adalah Sulaiman bin Dawud.' tetapi orang-orang tidak mempercayainya.

Sulaiman a.s. menjalani keadaan seperti itu selama empat puluh hari, dengan perut lapar, baju lusuh, dan tidak berpenutup kepala. Selanjutnya, dia datang ke sebuah pantai. Di sana dia melihat sejumlah nelayan. Kemudian dia menemani mereka dan bekerja bersama mereka.

Pada saat itu, Ashif bin Barkhaya berkata, 'Wahai Bani Israil. sesungguhnya cincin Sulaiman telah dicuri oleh setan. Sulaiman sendiri kabur menjauh dari kita.' Tatkala setan duduk di atas kursi mendengar perkataan itu, ia kabur menuju laut dan cincin yang ada di jarinya dilemparkan ke laut itu. Cincin tersebut kemudian ditelan seekor ikan yang ada di laut itu. Sulaiman diperintahkan oleh Allah untuk memburu ikan tersebut. Akhirnya, dia menemukan ikan yang menelan cincinnya itu. Di bedah perut ikan tersebut, ternyata di dalamnya ada cincin Sulaiman. Diambil cincin itu, kemudian dia kenakan ke jarinya, lalu sujud bersyukur kepada Allah. Ketika itu juga di berdiri lalu kembali ke kursinya dan duduk di atasnya.

Itulah firman Allah:

Dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertobat (QS 38:34)

Wahab bin Munabbih mengatakan, penyebab diambilnya cincin dan dikembalikan kepada Sulaiman adalah dalam suatu peperangan Sulaiman menaklukan Raja Yunani. Raja tersebut dibunuh, kerajaan dan hartanya dikuasai dan anak-anaknya ditawan. Di antara anak-anak raja tersebut ada seorang anak gadis yang cantik tidak ada tandingnya. Sulaiman sangat mencintainya. Dia tidak sabar barang sesaat pun untuk berpisah dengannya. Kecintaan Sulaiman terhadapnya menyisihkan kepada istri-istrinya yang lain. Pada suatu hari, Sulaiman menemuinya. Dia menjumpainya sedang bersedih. Sulaiman berkata kepadanya, 'Ada apa denganmu?' Wanita itu menjawab,' Aku teringat kepada bapakku dan kerajaannya. Aku memohon kepadamu agar menyuruh beberapa jin untuk membuatkan patung bapakku sehingga setiap kali aku melihatnya kesedihanku bisa hilang.

Atas permintaan tersebut, Sulaiman menyuruh jin 'Ifrit yang bernama Shakhr al-Marid untuk membuatkannya. Maka, jin 'Ifrit itu membuat sebuah patung yang seperti bapaknya yang hampir saja bisa berbicara. Wanita itu mendandani patung tersebut dan memakaikannya mahkota dan berbagai perhiasan. Selanjutnya, apabila Sulaiman mengunjungi para tentaranya, wanita tersebut dan para hamba sahaya yang ada di sekelilingnya bersujud kepada patung itu. Hali itu terus-menerus dilakukan selama empat puluh hari, sementara Sulaiman tidak mengetahuinya. Kemudian berita tersebut sampai ke telinga Ashif bin Barkhaya, orang kepercayaan Sulaiman.

Suatu waktu, Ashif duduk di atas singgasana Sulaiman, dia memberikan petuah kepada orang-orang dan memuji semua nabi terdahulu dan tidak menyinggung-nyinggung sedikit pun tentang Sulaiman. Karena hal itu, Sulaiman berubah. Setelah Ashif beres dari majelisnya dan Bani Israil telah meninggalkan majelis tersebut, Sulaiman berkata kepada Ashif, 'Mengapa engkau tidak menceritakanku beserta sejumlah nabi yang engkau ceritakan?' Ashif menjawab, 'Bagaimana aku menceritakanmu, sementara di rumahmu ada berhala yang disembah sejak empat puluh hari karena seorang perempuan.' Setelah mengetahui alasan yang sebenarnya, maka Sulaiman memerintahkan untuk menghancurkan patung itu dan menghukum wanita tersebut.

Dia Sulaiman masuk ke tempat peribadatannya. Di sana, dia menangis dan menundukkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, dia dicoba dengan hilangnya cincin dan dicopot kerajaannya dalam rentang waktu yang sama dengan waktu disembahnya berhala di rumahnya.

Abu Bakar al-Hafizh mengatakan, pada zaman Sulaiman, Bani Israil mengalami masa paceklik. Mereka pergi untuk meminta hujan. Sulaiman lewat ke hadapan seekor semut yang melemparkan diri di atas panggungnya dan mengangkat tangannya ke arah langit sambil berkata, 'Ya Allah, selamatkan kami sebab sesungguhnya kami adalah salah satu di antar makhluk-Mu yang lemah. Kami tidak memiliki kekuatan, oleh karena itu, jangan binasakan kami dan jangan siksa kami karena dosa-dosa yang dilakukan orang-orang selain kami.' Tatkala Sulaiman mendengar doa semut tersebut, Sulaiman berkata kepada Bani Israil,
'Pulanglah, kalian pasti akan diberi hujan disebabkan oleh doa dari yang lain.'

Saturday, October 22, 2011

Asal Usul Ya'juj dan Ma'juj

Al-Hasan al Bashri mengatakan, asal usul Ya'juj dan Ma'juj adalah dari anak Nabi Nuh yaitu Yafits bin Nuh as. Yafits adalah bapak Turki dan Ya'juj dan Ma'juj berasal dari Turki. Wahab bin Munabbih mengatakan, alasan Turki dinamai dengan Turki adalah karena Dzul Qarnain membangun dinding untuk menghalangi Ya'juj dan Ma'juj, di antara mereka ada beberapa yang sedang tidak hadir di tempat, mereka tidak mengetahui pembangunan dinding. Mereka tertinggal (turika) di luar dinding sehingga mereka menyebut Turki (Tarakan).

Salah sworang ahli sejarah mengatakan bahwa Ya'juj dan Ma'juj diciptakan dari nuthfah(tetesan mani) Adam sewaktu maninya keluar tatkala dia diturunkan ke bumi. Kemudian tetesan mani itu bercampur dengan tanah. Dari campuran itu, Allah menciptakan Ya'juj dan Ma'juj. Mereka bukan berasal dari Hawwa. Sebagian ulama menyanggah pendapat ini. Ulama tersebut mengatakan bahwa pendapat tersebut tidak sahih. Ibn Abbas ra mengatakan bahwa Ya'juj dan Ma'juj memiliki sembilan bagian, sementara alam sendiri, seluruhnya adalah satu bagian saja.

Mengenai sifat mereka, as-Sadi mengatakan bahwa mereka terbagi tiga kelompok:

Pertama, Kelompok yang seperti pohon kurma yang tinggi hingga dikatakan bahwa di antara mereka ada yang tingginya mencapai 120 siku.

Kedua, Kelompok yang tinggi dan lebarnya sama. Salah satu telinganya terbeber dan tersambung kepada yang lain. Jenis ini, setiap kali menemukan binatang atau sesuatu yang bernyawa, pasti dia memakannya. Salah seorang yang mati dari mereka pun dimakannya.

Ketiga, kelompok kerdi. Di antara mereka ada yang tingginya hanya satu jengkal atau dua jengkal. Jenis ini tidak akan mati sebelum memiliki 1000 anak. Jumlah mereka tidak terhitung karena jumlah mereka yang sangat banyak.

Diceritakan dalam sebuah hadits bahwa Ya'juj dan Ma'juj suka menjilati dinding dengan lidah-lidah mereka sehingga dari sana mereka bisa melihat sinar matahari ketika terbenam. Mereka mengatakan, 'Besok kita akan bisa membukanya.' Hari berikutnya mereka datang ke dinding itu, ternyata mereka dapatkan dinding itu kembali seperti semula, kukuh dan tebal. Begitulah keadaannya seperti terus-menerus hingga menjelang terjadinya kiamat. Di akhir zaman, ketika hari yang dijanjikan tiba, mereka menjilati dinding dan berkata, 'Besok kita akan membukanya,' mereka mengatakan,' Insya Allah.' Tatkala mereka kembali keesokan harinya, mereka mendapatkan dinding itu telah terbuka dan kemudian  membuat kerusakan di bumi .

Dinding Ya'juj dan Ma'juj

Ada sebuah hikayat aneh yang diceritakan oleh Abu al-Husain bin an-Nadi al-Baghdadi. Dia mengatakan, 'Aku mendapatkan berita bahwa Amirul Mu'minin al-Watsiq billah Harun bin al-M'tashim dalam tidurnya melihat seseorang. Orang itu berkata kepadanya, 'Sesungguhnya dinding yang telah dibangun Dzul Qarnain telah terbuka. Ya'juj dan Ma'juj te;lah keluar dari sana.' Al-Watsiq bangun dari tidurnya dengan ketakutan. Kemudian dia memanggil Salam at-Turjuman. Dia menyuruhnya untuk pergi ke tempat dinding yang telah dibangun Iskandar dan mencari tahu tentang kabarnya. Al-Watsiq memberinya 5000 dinar smabil berkata, 'Ini adalah bayaranmu. Aku akan menyerahkan kepada anak-anakmu.' Kemudian dia menunjuk lima puluh penunggang kuda dan menulis surat pengantar kepada setiap pejabat negara yang dilewatinya.

Selanjutnya, Salam at-Turjuman pergi dari Baghdad bersama para penunggang kuda tersebut hingga dia sampai Armenia. Penguasa Armenia memberikannya surat pengantar untuk Raja Lan. Penguasa Lan memberinya pengantar untuk Raja Khazar (Caspienne). Setelah dia sampai ke Raja Khazar, raja tersebut mengutus sejumlah tentaranya untuk pergi bersamanya sebagai penunjuk jalan. Setelah keluar dari hadapan raja tersebut, dia berjalan selama dua puluh lima hari hingga memasuki tanah hitam. Selama sepuluh hari dia berjalan di tanah tersebut.

Dalam perjalanan itu, dia menemukan kota-kota yang porak-poranda. Dia bertanya kepada mereka tentang orang-orang yang menghancurkannya. Mereka menjawab, 'Inilah kota-kota yang dirusak oleh Ya'juj dan Ma'juj yang hingga kini masih tetap porak-poranda. Dari kota-kota yang hancur itu dia melanjutkan perjalanan hingga memasuki sebuah kota yang penduduknya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab dan bahas Persia serta bisa membaca Alquran. Mereka memiliki mesjid. Mereka melaksanakan shalat Jum'at dan shalat berjemaah. Penguasa kota itu bertanya kepada mereka, 'Darimana kalian?' Salam at-Turjuman menjawab, 'Kami adalah urusan Amirul Mukminin al-Watsiq billah Harun.

Tatkala mendengar itu, mereka dengan kata-kata, 'Amirul Mukminin' yang dikatakan Salam. Mereka berkata, 'Kami belum pernah mendengar kata-kata itu, kecuali pada hari ini dari kalian.' Setelah itu, dia meninggalkan mereka, pergi hingga sampai ke sebuah gunung yang licin dan didepannya ada gunung yang terpisah. Di antara kedua gunung itu ada sebuah lembah yang luasnya mencapai 150 siku. As-Sadi mengatakan, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj tidak memiliki jalan keluar kecuali dari wilayah antara dua gunung ini dan di belakang mereka ada al-Bahr al-Muhith. Seandainya semua itu tidak ada, tentu dinding itu sedikitpun tidak berguna.

Di atas dinding itu ada banyak beranda yang terbuat dari besi. Di setiap beranda ada dua tanduk yang membengkok satu kepada yang lainnya. Di tengah-tengah bangunan benteng itu ada pintu yang memiliki dua buah daun pintu. Lebar setiap daun pintu adalah 50 siku dama dengan tingginya. Di pintu itu ada kunci yang tingginya mencapai tujuh siku dan memiliki dua belas gigi. Setiap giginya seukuran tangan makhluk. Kunci tersebut digantungkan dalam rantai yang panjangnya delapan siku yang berdiameter empat jengkal. Pintu itu memiliki ambang pintu yang lebarnya sepuluh siku dan panjangnya seraus siku.

Dinding(benteng) tersebut setiap hari dijaga oleh seorang penjaga yang ditemani oleh sekitar dua puluh orang ahli kuda kaumnya yang ditangannya memegang palu dari besi. Mereka memukul kunci tiga kali lalu mereka dengarkan dengan saksama apa yang terjadi dibalik pintu. Dengan melakukan hal tersebut, Ya'juj dan Ma'juj tahu bahwa di balik pintu ada penjaga.

Alam at-Turjuman berkata, 'Di dekat benteng aku melihat sumber air yang mengalir. Di sekitarnya ada alat-alat bangunan, yaitu kuali dan gayung dari besi serta bata-bata besi sisa.' Alat-alat ini telah ditinggalkan bertahun-tahun, berkarat dan berserakan satu sama lain. salam berkata, ' Aku bertanya kepada penduduk yang ada di sekitar dinding tersebut, apakah kalian pernah melihat Ya'juj dan Ma'juj.' Mereka menjawab, 'Pernah kami melihta mereka beberapa kali di atas balkon benteng. Terkadang di antara mereka ada yang jatuh ke tanah karena terhembus oleh angin yang kencang.'

Semua yang dilihta dan didengar tentang benteng dan berita tentang Ya'juj dan Ma'juj itu dicatat oleh Salam hingga tulisannya menjadi gulungan naskah. Dia kembali ke Baghdad dan menceritakan semua keajaiban yang dilihat dan didengarnya. Begitulah yang diceritakan oleh Ibn al-Jauzi dalam kitabnya Tanwaru al-Qibas.

Kehebatan Iskandar Dzul Qarnain Part 3 (Ya'juj dan Ma'juj)

Sebagian ahli tafsir mengatakan, perusakan yang dilakukan oleh Ya'juj dan Ma'juj  adalah menyodomi  orang yang mereka temukan, besar maupun kecil. Dzul Qarnain berkata terhadap mereka:

'Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat) agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi' (QS 18:95-96)

As-Sadi mengatakan, Iskandar menemukan tambang besi. Dari logam tersebut dia membuat banyak bata dan bata-bata itu dipakai membangun benteng. Ats-Tsa'labi mengatakan, tatkala Dzul Qarnain membangun benteng, dia mengukur jarak antara dua gunung. Kemudian dia membuat dinding dari besi yang tingginya mencapai enam ratus siku dari permukaan tanah dan lebarnya tiga ratus siku. Untuk menyambungkan dua bata, dia gunakan tembaga yang dileburkan terlebih dahulu. Menurut ats-Tsa'labi, jarak antara dua gunung itu adalah seratus farsakh. Untuk fondasi dinding tersebut, dia menggali tanah sedalam-dalamnya hingga dari sana keluar air. Lalu fondasi tersebut dia jejali dengan dinding besi sehingga bangunan benteng itu menjulang tinggi yang menyamai kedua gunung tersebut. Benteng itu dibuat dari besi yang menyatu, tidak terpotong-potong.

Allah berfirman:

Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya (QS 18:98)

Ibn Abbas ra meriwayatkan, 'Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi saw. Dia berkata, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah melihat dinding Ya'juj dan Ma'juj.' Rasulullah saw bersabda, 'Ceritakanlah bagaimana ciri-cirinya!' Laki-laki itu menjawab, 'Sesungguhnya benteng itu adalah dinding hitam. Dinding itu berlapiskan tembaga merah.' Rasulullah saw bersabda, 'Ia adalah benar-benar dinding Ya'juj dan Ma'juj.'

Ats-Tsa'labi mengatakan, 'Antara pembuatan dinding Ya'juj dan Ma'juj dan hijrah Nabi saw berjarak 1530 tahun.' Dalam beberapa hadits diceritakan bahwa benteng ini akan terbuka pada akhir zaman, ketika kiamat sudah dekat. Dari sana, keluar Ya'juj dan Ma'juj. Mereka menjelajah di muka bumi. Mereka minumair sungai Saihun, Jihun, dan danau Tabairiyah dalam satu hari. Semua pepohonan dan tumbuh-tumbuhan , mereka santap dalam satu hari. Apabila berbagai kerusakan di bumi telah timbul dari mereka dan melahirkan berbagai kesulitan, maka Allah mengirim angin hitam kepada mereka, seperti angin yang dikirim Allah kepada kaum 'Ad. Angin itu masuk melalui mulut mereka dan keluar dari badan mereka sehingga mereka semua mati dalam sesaat. Akibatnya, bumi dipenuhi oleh bangkai mereka karena jumlah mereka sangat banyak. Maka, Allah mengutus burung-burung hitam untuk memunguti mereka dan melemparkannya ke laut.

Kehebatan Iskandar Dzul Qarnain Part 2 (Menjelajahi Dunia)

Al-Hasan al-Bashri mengatakan, apabila Dzul Qarnain menunggangi kendaraan, maka bersamanya ada sejuta empat ratus ribu orang mengikutinya dalam rangka melayaninya. Khidhr as adalah wazirnya dan pengatur kerajaannya. Bersama dengan tentara-tentara itu, ida menjelajah seluruh pelosok bumi hingga dia sampai ke tempat terbenam matahari. 
Itulah firman Allah:

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat (QS 18:86)

As-Suhaili mengatakan, umat yang dimaksud adalah Nasik. Mereka adalah salah satu keturunan kaum Tsamud. Tatkala Dzul Qarnain beserta para tentaranya mendatangi dan menguasai mereka, dia mengundang mereka untuk datang ke hadapannya. Dia mengajak mereka untuk mengesakan Allah. Sebagian dari mereka ada yang beriman, ada juga yang tetap dalam kekufurannya. Kepada orang-orang yang tetap dalam kekufurannya, Allah menguasakan kegelapan yang pekat dibarengi dengan badai debu yang masuk ke mulut dan telinga mereka sehingga mereka yakin akan binasa, yang pada akhirnya membuat mereka menyambut untuk mengesakan Allah. Setelah mereka menyatakan keimanannya, Dzul Qarnain meninggalkan mereka, pergi ke penduduk Hawi. Dia perlakukan mereka seperti yang dia lakukan kepada yang pertama sampai mereka beriman.

Selanjutnya, Dzul Qarnain meneruskan perjalanan hingga sampai ke bumi belahan utara. Kemudian datang kepada penduduk Mansik yang mendiami tempat terbitnya matahari. Dia perlakukan mereka seperti yang pertama. Setelah beriman, dia tinggalkan mereka dan pergi ke bumi belahan selatan. Dia datang ke penduduk Tawil lalu memperlakukan mereka seperti yang pertaman.
Allah berfirman:

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. (QS:18:90)

As-Sadi mengatakan, mereka adalah kaum Mansik yang tinggal di belahan timur.

As-Suhaili mengatakan, tatkala Dzul Qarnain sampai ke tempat terbit matahari, disana dia melihat sebuah kota yang besar yang bernama Jabilqa. Dia melihat kota itu memiliki sepuluh ribu pintu. Antara satu pintu dengan pintu yang lain berjarak satu farsakh. Penduduk kota itu buruk penampilannya dan tidak berpakaian (telanjang). Mereka tidak memiliki penutup apapun. Apabila matahari menyinari mereka, mereka masuk ke lubang-lubang di bawah tanah untuk melindungi diri dari panasnya matahari. Mereka tidak memiliki makanan kecuali makanan yang terbakar oleh panas matahari sewaktu terbit. Apabila matahari mulai bergerak ke pertengahan ufuk, mereka keluar dari lubang menuju tempat makan mereka. Mereka makan apa yang telah terbakar oleh matahari, baik itu burung, binatang, maupun yang lainnya.

Mujahid mengatakan, kaum itu berkulit hitam, tidak berpakaian dan tidak memakai alas kaki. Mereka termasuk jenis Negro Tertinggi. Jumlah mereka tidak terhitung. As-Sadi mengatakan bahwa matahari mulai terbit dari sumber air (laut) yang ada disana. Apabila matahari terbit melewati di atas laut itu, airnya berubah menjadi seperti warna minyak karena panas matahari sehingga ikan-ikan dari laut tersebut berhamburan ke permukaan bumi. Orang-orang yang ada di lubang-lubang keluar memungut ikan-ikan tersebut dan memakannya.

As-Sadi mengatakan, tatkala Iskandar sampai ke tempat terbenam matahari, disana dia melihat laut yang berlumpur hitam yang diceritakan oleh Allah dalam Alquran. Ketika matahari terbenam ke dalam laut, dia mendengar seperti suara petir yang mengelegar, laut itu menggelegak dan mendidih seperti kuali sehingga airnya memuncrat ke tanah sejauh menempuh perjalanan tiga hari. Burung dan binatang yang terkena air itu pasti mati yang kemudian dimakan oleh penduduk kota tersebut. Ats-Tsa'labi mengatakan, Dzul Qarnain melewati sebuah lembah semut. Disana dia melihat semut yang ukurannya sebesar unta sehingga kuda-kuda para tentara berhamburan kabur. Dia melanjutkan perjalanannya hingga sampai kepada kaum yang lain.

Mereka mengadu kepadanya, 'Hai Dzul Qarnain. sesungguhnya di antara dua gunung ini ada makhluk Allah, kami tidak tahu apakah manusia ataukah jin. Mereka disebut Ya'juj dan Ma'juj yang suka membuat kerusakan di muka bumi, suka memburu berbagai binatang dan memakannya.'
Itulah fiman Allah

'Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, 'Hai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?' (QS:18-92-94)

Friday, October 21, 2011

Kehebatan Iskandar Dzul Qarnain Part 1 (Asal Usul)

Iskandar Dzul Qarnain yang disebut dalam Al-Quran  bukanlah "Alexander the Great" Raja bengis yang homoseksual dan menyembah dewa-dewa.

Allah berfirman:
'Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzul Qarnain. Katakanlah, 'Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.'
(QS 18:83)

Menurut sebuah riwayat, dia termasuk salah satu anak adh-Dhah-hak. Asalnya dari Himyar (wilayah di Yaman), berkulit coklat dan ibunya keturunan Romawi. Menurut pendapat yang lain, dia adalah Iskandar bi Darub, Raja Ishthakhar (sebuah kota di Iran), Babil dan kota-kota di wilayah timur. Yang memelihara dia sejak kecil adalah kakek dari pihak ibunya yang bernama Failasuf, dia juga seorang Raja Romawi.

Ali ra dan Ikrimah mengatakan bahwa Iskandar Dzul Qarnain adalah anak Yunan bin Yafits bin Nuh as. Menurut cerita, panjang hidungnya adalah tiga jengkal. Dari sana bisa dikiaskan bagaimana betapa besar kepala dan postur tubuhnya. Dikatakan bahwa dialah yang membangun menara di Iskandariyah. Diperkirakan umurnya mencapai 1000 tahun lebih. Dalam urusan kenabiannya masih diperdebatkan.

Wahab bin Munabbih mengatakan, dia hanyalah seorang hamba yang saleh, sementara menurut Ikramah dia adalah seorang nabi sekaligus rasul yang diutus kepada penduduk Babil 300 tahun sebelum kemunculan Isa as. Al Hasan al Bashri mengatakan , dia adalah seorang raja. Dia pernah memerangi Namrudz bin Kan'an. Dia seorang muslim yang memeluk agama Ibrahim al-Khalil as. Pada zaman Ibrahim, dia berprofesi sebagai hakim. Dialah yang memberi keputusan untuk Ibrahim di Lembah Tujuh (Wadi as-Sab'i) tatkala Ibrahim berangkat meninggalkan kaumnya.

Iskandar, apabila lewat ke tempat Ibrahim, dia suka turun dari kudanya. Setelah berlalu dari sana baru dia menunggangi kudanya lagi. Dia telah menguasai berbagai negeri, menundukkan para hamba yang sombong, menaklukan berbagai kota dan benteng dari timur hingga barat. Imam Ali ra mengatakan, Iskandar berjalan, sementara Allah adalah yang membantunya. Bumi dilipatkan untuknya dan Allah mempermudah segala urusannya karena berkah kesalehannya dan kebaikan tingkah lakunya.

Penyebab dia dinamakan Dzul Qarnain, Imam Ali ra mengatakan, tatkala dia berperang dan berdakwah untuk menyembah Allah, kaumnya memukulnya di bagian kepalanya. Pukulan tersebut membekas. Lalu dia menghilang dai mereka. Ketika di datang lagi, mereka memukul kembali di kepala sisi yang lain dan membekas. Atas dasar itu, dia dinamai Dzul Qarnain.

Ibn Abbas ra mengatakan, setelah dia melakukan perjalanan ke barat dan timur, maka dia dinamai Dzul Qarnain. Menurut sebuah riwayat, penyebab diberi nama itu karena dalam tidurnya dia bermimpi memegang tanduk (Qarn) matahari. Setelah mimpinya diceritakan pada kaumnya, maka mereka menamainya Dzul Qarnain. Menurut cerita lain, karena dia raja di Romawi dan Persia, maka kaumnya menyebutnya Dzul Qarnain.

Ada juga yang mengatakan, karena dia memiliki dua bulu yang melambung di kepalanya, maka dia dinamai Dzul Qarnain. Yang lain mengatakan, karena memiliki dua kakek yang mulia, maka dia dinamai Dzul Qarnain. Ada lagi yang mengatakan, dinamai Dzul Qarnain karena dia memiliki dua tulang yang menonjol di kepalanya. Keduanya ditutupi menggunakan serban sehingga keduanya tertutup. Dialah orang pertama yang menggunakan serban dan orang pertama yang bersalaman dengan menggunakan telapak tangannya. Dikatakan bahaw dia berjalan pada tempat yang gelap maupun terang. Itulah sepuluh cerita tentang penamaan ini.

Wahab bin Munabbih mengatakan, Iskandar menyembunyikan kedua tanduknya dari orang-orang. Dia tidak pernah memperlihatkan kepada siapa pun kecuali pada suatu hari dia pergi ke toilet. Dia tanggalkan serban dari kepalanya sehingga sekretarisnya melihat  kedua tanduknya. Dia berkata kepada sekretarisnya, 'Apabila keadaanku diketahui oleh khalayak ramai, berarti dari kamu.' Sekretarsinya bersumpah tidak akan membongkar masalah itu. Akan tetapi, dia tidak mampu untuk melakukannya hingga pada suatu hari dia pergi ke sebuah lapangan. Disana dia berteriak dan berkata, 'Iskandar memiliki dua tanduk, ' Maka, terbongkarlah rahasia itu.

Secara kebetulan, di lapangan itu ada dua pohon bambu yang mendengar suaranya.Setelah kedua pohon bambu itu besar, Allah membuatnya bisa bicara, keduanya mengatakan 'Iskandar mempunyai dua tanduk,' Oleh karenanya, berita tentang hal itu tersebar luas. Pada saat itu, Iskandar berkata, 'Ini adalah urusan yang dikehendaki tersiar oleh Allah.'

Wahab bi Munabbih mengatakan, dalam tidurnya pada suatu malam Allah mewahyukan kepadanya, 'Sesungguhnya Aku mengutusmu di muka bumi kepada tujuh umat yang berbeda-beda bahasa dan sifatnya. Dua umat bernama Hawil, yang menempati bumi sebelah utara, dan Tawil, yang menempati bumi bagian selatan. Dua umat bernama Nasik bumi sebelah barat, dan Mnsik, yang menempati bumi belahan timur. Tiga umat yang lain menempati bumi bagian tengah yang dinamakan Ya'juj dan Ma'juj.' Dzul Qarnain berkata, ' Ya Tuhanku, apakah aku akan mampu memerangi umat-umat yang besar ini?' Allah mewahyukan kepadanya, 'Sesungguhnya Aku akan memakaikan kemuliaan kepadamu dan membuatmu ditakuti, Aku juga akan tundukkan cahaya dan kegelapan untukmu dan Aku jadikan keduanya sebagai tentaramu.'

Thursday, October 20, 2011

Kisah Baluqiya yang Mengelilingi Alam Semesta Part 2

Baluqiya terus melanjutkan melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba ada malaikat yang sangat besar. Dia berkata, 'Tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. 'Baluqiya mengucapkan salam kepadanya, malaikat itu pun menjawabnya. Baluqiya bertanya tentangnya, dia menjawab, 'Aku adalah malaikat yang ditugaskan menangani angin. Aku tidak akan melepaskan angin kecuali atas seizin Allah. Aku menggenggam laut. Seandainya tidak demikian, tentu semua yang ada di muka bumi akan binasa.

Baluqiya meninggalkannya, dia melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke gunung Qaf. Ternyata ia terbuat dari yakut hijau. Ia mengelilingi dunia seluruhnya. Karena pancaran sinar gunung tersebut, langit terlihat berwarna biru. Allah menugaskan penanganan gunung ini kepada seorang malaikat. Apabila Allah hendak mengguncangkan sebagian bumi. Dia memerintahkan malaikat tersebut untuk menggerakkan lapisan yang tersambung dari belahan bumi tersebut ke gunung Qaf. Apabila Allah hendak menenggelamkan sebuah desa beserta isinya, maka Dia mengizinkan kepada malaikat itu untuk memotong lapisan kampung tersebut dari bumi.

Baluqiya bertanya kepada malaikat itu, 'Apa yang ada di belakang gunung ini?' Dia menjawab, 'Di belakang gunung ini ada 40.000 kota selain kota-kota dunia. Kota itu terbuat dari emas dan perak. Tidak ada siang dan malam. Penduduknya adalah para malaikat yang tidak pernah lelah bertasbih kepada Allah. Baluqiya bertanya, 'Apa di belakang kota-kota itu?' Dia menjawab, 'Dibelakangnya ada 70.000 hijab (penghalang). Setiap hijab besarnya seukuran dunia. Tidak ada seorang pun yang mengetahui di balik hijab itu, kecuali Allah.

Baluqiya meninggalkan malaikat itu, dia melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke sebuah gunung. Disana ada malaikat-malaikat yang rupa mereka seperti kijang. Baluqiya mengucapkan salam kepada mereka, mereka pun membalasnya. Baluqiya bertanya kepada mereka, 'Siapa kalian?' Mereka menjawab, ' Kami adalah sebagian malaikat Allah. Di sini kami beribadah kepada Allah semenjak kami diciptakan.' Lalu Baluqiya bertanya kepada mereka tentang gunung besar yang menghadap kepada mereka, yang menyinarkan cahaya seperti matahari. Mereka menjawab, 'Itu adalah gunung dunia yang terbuat dari emas. Semua logam emas yang ada di bumi bersumber darinya.'

Baluqiya meninggalkan mereka, dia melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke sebuah laut yang luas. Di sana ada dua ikan yang sangat besar. Dia mengucapkan salam kepada mereka, dan mereka pun membalasnya. Keduanya bertanya kepada Baluqiya, 'Siapa engkau, hai makhluk Allah?' Dia menjawab, 'Aku Baluqiya, dari Bani Israil. Aku datang dalam rangka mencari Muhammad, penutup para nabi. Apakah kalian memiliki sesuatu yang bisa aku makan?' Karena kegaiban Allah, mereka memberinya roti. Dimakannya roti itu dan setelahnya tidak merasa lapar lagi.

Selanjutnya, dia sampai ke sebuah jazirah. Di sana dia melihat seekor burung yang sangat besar, indah rupanya dan memiliki sesuatu yang bisa membuat akal tercengang karena keindahannya. Burung itu ada di atas sebuah pohon yang dibawahnya ada hidangan yang di atasnya ada ikan yang dipanggang. Baluqiya mendekati burung itu, mengucapkan salam dan bertanya,'Siapa engkau?' Burung itu menjawab, 'Aku adalah salah satu malaikat yang ada di surga. Aku diutus oleh Allah mengirim hidangan ini kepada Adam dan Hawwa ketika keduanya berkumpul di Gunung Arafah. Keduanya telah menyantap sesuatu darinya. Lalu Allah menyuruhku untuk meletakkan hidangan tersebut disini dan aku berdiam diri di dekatnya hingga hari kiamat. Dia juga memerintahkanku untuk memberikan sesuatu darinya kepada orang yang datang kesini.' Maka Baluqiya memakan sesuatu dari hidangan itu, tetapi sedikitpun hidangan itu tidak berkurang, ia seperti keadaannya semula.

Baluqiya bertanya kepada sang burung tentang hidangan itu. Ia menjawab, 'Sesungguhnya makanan dunia akan berkurang dan berubah bila didiamkan. Sementara makanan surga tidak akan pernah berkurang dan berubah. ' Baluqiya bertanya, 'Apakah ada seseorang yang pernah memakan hidangan ini?' Ia menjawab, Sudah, Sesungguhnya Khidhr Abdul' Abbas, terkadang datang ke sini dan memakan hidangan ini. Setelah itu dia pergi lagi.' mendengar itu Baluqiya memutuskan diri tinggal di tempat untuk bertemu Khidhr, berkumpul bersamanya dan menanyakan berbagai hal kepadanya.

Pada suatu hari, ketika Baluqiya sedang duduk, tiba-tiba Khidhr as mendatanginya dengan mengenakan pakaian putih. Baluqiya berdiri menyambut dan mengucapkan salam kepadanya. Khidihr membalasnya. Baluqiya berkata, 'Wahai Abdul' Abbas, aku telah berpergian dalam rangka mencari Nabi akhir zaman hingga akhirnya aku sampai ke tempat ini. Aku diam di sini menunggu kedatanganmu agar engkau memberitahuku tentangnya. 'Khidhr menjawab, 'Hai Baluqiya, sesungguhnya nabi akhir zaman tidak akan muncul saat ini, dan engkau tidak akan bertemu dengannya sekarang ini.

Hai Baluqiya, tahukah engkau berapa jarak antara kamu dengan ibumu?' Baluqiya menjawab, 'Tidak tahu.' Khidhr berkata, 'Jaraknya adalah jarak tempuh 50 tahun. Maukah kamu aku letakkan kamu di hadapan ibumu?' Baluqiya menjawab, 'Ya. 'Khidhr berkata, 'Pejamkanlah kedua matamu!'

Baluqiya berkata, Aku pejamkan kedua mataku, aku tidak tahu apa-apa kecuali ibuku telah ada di sampingku. Aku buka kedua mataku, lalu aku mengucapkan salam kepada ibuku dan mengatakan kepadanya,
'Wahai ibuku, siapakah yang telah membawaku kepadamu?' Ibu Baluqiya menjawab, 'Aku melihat seekor burung putih telah meletakkanmu disini. Lalu dia menghilang dengan cepat.' Baluqiya menceritakan semua kisahnya kepada ibunya. Kemudian dia pergi kepada Bani Israil dan mengucapkan salam kepada mereka, mereka pun membalasnya. Mereka bertanya tentang keadaanya sewaktu kepergiannya. Dia ceritakan kepada mereka  dan semua keajaiban yang dilihatnya dicatat oleh mereka selama empat puluh tahun. Mereka tidak bisa menghitung keajaiban yang pernah dia lihat. Menurut sebuah riwayat, Baluqiya berumur seribu tahun.
Wallahu a'alam.

Kisah Baluqiya yang Mengelilingi Alam Semesta Part 1

  

Ats-Tsa'labi mengatakan, pada zaman Bani Israil ada seorang laki-laki yang bernama Isya. Dia termasuk salah satu ulama Bani Israil yang biasa membaca kitab-kitab terdahulu. Dalam kitab-kitab tersebut dia menemukan sifat-sifat Nabi Nuhammad saw. Semua sifat tersebut dia kumpulkan dalam satu lembaran. Lembaran itu disembunyikannya di dalam sebuah peti yang terkunci. Kuncinya dia sembunyikan di tempat yang tidak pernah diperhatikan.

Dia memiliki seorang anak yang bernama Baluqiya. Menjelang bapak Baluqiya meninggal, dia berwasiat kepada anaknya untuk menjadi qadhi (hakim) di kalangan Bani Israil setelahnya. Setelah beberapa lama ayahnya meninggal, tiba-tiba dia melihat sebuah peti. Peti itu didapatkannya terkunci. Dia tanyakan peti itu kepada ibunya. Ibunya menjawab, 'Aku tidak tahu apa yang ada di dalam peti ini dan tidak tahu di mana kuncinya.' Selanjutnya, kunci itu dihancurkan oleh Baluqiya dan membuka petinya. Di dalamnya dia melihat ada lembaran yang bertuliskan tentang sifat-sifat Rasulullah saw, dan berkata bahwa dia adalah penutup para nabi dan para rasul, serta surga diharamkan bagi para nabi sehingga dia dan ummatnya masuk terlebih dahulu.

Setelah selesai membacanya, dia bawa lembaran tersebut kepada ulama Bani Israil. Tatkala mereka mendengar sifat-sifat Muhammad saw, mereka berkata kepada Baluqiya, 'Bagaimana bapakmu mengetahui hal ini, tetapi dia tidak memberitahukannya kepada kami? Demi Allah, seandainya bukan karena engkau, pasti kuburannya akan kami bakar karena dia telah menyembunyikan berita tentang junjungan para rasul saw, kepada kami.'

Selanjutnya, Baluqiya memutuskan untuk meninggalkan ibunya. Dia berkata, 'Wahai ibu, aku telah menemukan bahwa Nabi akhir zaman akan diutus. Aku akan pergi dan tidak akan kembali hingga aku mengetahui beritanya.' Ibunya berkata, 'Semoga Allah memenuhi cita-citamu.' Baluqiya pergi dari Mesir dalam rangka mencari Muhammad saw. Dia berkeliling dari timur sampai barat hingga sampai ke laut ketujuh. Dia menemukan berbagai keajaiban yang tidak dilihat oleh orang lain. Di antara sejumlah keajaiban itu adalah apa yang dia liat di sebuah jazirah. Disana terdapat ular-ular besar yang mengatakan, 'Tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.'

Baluqiya berkata kepada ular-ular, 'Assalamu 'alaikum.' Ular-ular itu berkata kepadanya, 'Kami belum pernah mendengar ucapan seperti itu.' Baluqiya berkata, 'Ini adalah sunnah (tradisi) Adam.' Mereka bertanya, 'Dari kelompok mana engkau?' Baluqiya menjawab, 'Saya termasuk golongan Bani Israil.' Mereka berkata, 'Kami tidak mengetahui Adam dan Bani Israil.' Baluqiya berkata, 'Jika demikian, bagaimana kalian mengetahu Muhammad? 'Mereka menjawab, 'Semenjak kami diciptakan Allah dengan sifat ini, kami diperintahkan untuk mengatakan hal itu. Kami adalah ular-ular Jahannam.' Baluqiya bertanya,' Bagaimana berita tentang Jahannam?' Mereka menjawab, 'Jahannam itu hitam dan berbau busuk. Dalam setiap tahun bernapas dua kali. Sekali pada musim kemarau, itulah panas dari dirinya. Dan sekali lagi di musim dingin. Itulah kebaikan dari dirinya.'

Setelah itu, Baluqiya memasuki sebuah jazirah yang lain. Di sana, dia menemukan ular-ular yang lebih besar dari yang pernah dia liat pertama kali, seperti pangkal pohon kurma. Di sekitar ular-ular tersebut, dia melihat ada ular kuning. Apabila ular-ular besar itu berjalan, maka ular-ular kuning berjalan di sekelilingnya. Tatkala ular-ular itu melihat Baluqiya, mereka berkata, 'Siapa engkau?' Baluqiya menjawab, 'Saya Baluqiya dar Bani Israil. 'Mereka berkata,' Kami belum pernah mendengar kata-kata ini sebelumnya. Aku dikuasakan atas semua ular yang ada di dunia. Seandainya aku tidak ada, pasti ular-ular memaksa Bani Israil untuk lari dan membunuh mereka dalam satu hari saja.'

Baluqiya melanjutkan perjalanan hingga dia sampai ke laut ketujuh. Dia telah melihat berbagai keajaiban yang terlalu panjang untuk dijelaskan. Dari sejumlah keajaiban itu adalah apa yang dia lihat di sebuah jazirah. Di sana terdapat pohon kurma dari emas. Apabila matahari muncul menyinarinya, maka ia mengeluarkan sinar seperti kilat sehingga tidak ada mata yang mampu untuk melihatnya karena kuat sekali kilauannya. Di jazirah ini juga ada pepohonan yang besar buahnya. Baluqiya mengulurkan tangannya untuk mengambil buah dari salah satu pohon tersebut. Pohon itu menyeru, 'Menjauh dariku hai khati' (yang suka bersalah)!

Baluqiya pun mundur dan duduk. Tiba-tiba ada satu rombongan turun dari langit. Di tangan mereka ada pedang terhunus. Ketika mereka melihat Baluqiya, merek berkata, 'Bagaimana engkau sampai ke tempat ini?' Baluqiya berkata, 'Saya dari Bani Israil, nama saya Baluqiya. Lalu kalian siapa?' Mereka menjawab, 'Kami adalah kaum jin yang beriman. Asalnya kami berada di langit. Kemudian Allah menurunkan kami ke bumi. Kami diperintahkan untuk memerangi jin kafir di muka bumi. Sekarang kami akan memerangi mereka.'

Baluqiya pergi meninggalkan mereka. Tiba-tiba ada malaikat yang besar postur tubuhnya sedang berdiri. Tangan kanannya ada di timur, sedangkan tangan yang kirinya ada di barat. Dia berkata,' Tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.' Baluqiya mendekati dan mengucapkan salam kepadanya. Dia berkata, 'Siapa engkau? Baluqiya menjawab, 'Aku adalah seorang laki-laki dari Bani Israil. Aku pergi dalam rangka mencari penutup para nabi. Lalu siap engkau?' Dia menjawab, 'Aku adalah malaikat yang ditugaskan mengurusi gelapnya malam dan terangnya siang.' Baluqiya berkata, 'Apa dua baris yang ada di keningmu?' Dia menjawab, 'Dalam dua baris tersebut tertulis tambahan malam dan siang serta pengurangannya. Aku tidak menahan malam kecuali dengan ukuran yang ditentukan.'

Wednesday, October 19, 2011

Siksa Neraka yang Amat Pedih


Pada hari itu tidak ada penolong-penolong bagi orang-orang kafir. Nabi Ibrahim as ingin menolong ayah kandungnya, Azar, si penyembah berhala, tetapi tidak sanggup. Bahkan doa beliau ditolak keras oleh Allah, seperti disebutkan dalam sebuah hadits,

Pada hari kiamat nanti Nabi Ibarahim bertemu dengan ayahnya (azar), pada waktu itu nampak wajah Azar hitam gelap, kemudian Nabi Ibrahim berkata: 'Bukankah aku sudah mengingatkanmu agar kamu jangan memusuhi aku.'
Ayahnya menjawab: 'Hari ini aku tidak akan memusuhi engkau.' Ibrahim berkata: 'Ya Tuhan, Engkau telah berjanji, janganlah Engkau menyusahkan kami pada hari kebangkitan ini dan tidak ada hal yang menyusahkan kami kecuali kesusahan yang akan diderita ayahku.'
Tiba-tiba Allah SWT menjawab: 'Sesungguhnya Aku telah mengharamkan surga bagi orang-orang kafir.' Kemudian Ibrahim berkata kepada ayahnya: 'Hai ayah, cobalah kau lihat apa yang ada dibawahmu itu.' Setelah Azar melihatnya, tiba-tiba nampak olehnya seperti ayam baru disembelih. Tidak antara lama kedua kaki Azar diserimpung kemudian dicampakkan ke dalam neraka
(HR. Imam Bukhari)

Allah pernah menggambarkan penderitaan para ahli neraka kepada Nabi Musa'as:
'Wahai Musa, Neraka Wail adalah untuk perusak janji dan amanat, mereka akan disalib pada pohon Zaqqum di mana api masuk dari duburnya dan keluar lewat mulutnya, kedua telinga serta kedua matanya. Wahai Musa sungguh mereka akan digandengankan dengan setan-setan dalam rantai-rantai dan belenggu-belenggu yang digantungkan pda mulutnya dimana otaknya mengalir melalui lubang hidungnya. Sekejap mata pun tak akan dapat tidur, tak akan pernah merasa enak. Orang-orang kafir sama memohon keamanan dengan minta mati karena dahsyatnya siksaan. Demikian juga perusak janji, mereka memohon selamat dengan meminta mati.

Tidak ketinggalan para pezina, pemakan riba dan orang-orang yang meninggalkan shalat. Mereka disiksa dalam neraka berwindu-windu.
Wahai Musa, andaikan air laut didatangkan, pohon-pohon sebagai pena, manusia-manusia dan jin-jin sebagai juru tulis, maka sungguh habislah pena-pena dan rusaklah manusia-manusia dan jin-jin serta keringlah seluruh air lautan sebelum bilangan windu Jahannam selesai ditulis(dihitung)'

Rasulullah saw pernah bertanya kepada Jibril as

Nabi: Apakah yang dimaksud al-huqub(sewindu) itu?
Jibril: Yaitu 4000 tahun
Nabi: Setahun berapa bulan?
Jibril: 4000 bulan
Nabi: Sebulan berapa hari
Jibril: 4000 hari
Nabi: Sehari berapa jam?
Jibril: 70.000 jam dan setiap jam adalah satu tahun menurut tahun dunia
(Dari Berita Alam Ghaib dan Alam Akhirat, hal 179

Diriwayatkan dari Ubaya bin Ka'ab ia berkata: Nabi saw bersabda:

Kelak di hari kiamat peminum arak didatangkan dengan kendi dikalungkan pada lehernya dan tambur pada kedua tapak tangannya lalu ditancapkan pada lehernya dan tambur pada kedua tapak tangannya lalu ditancapkan di atas tonggak dari neraka, kemudian penyeru memanggil:
'Inilah Fulan bin Fulan dalam kedudukan seperti itu.' Maka keluarlah arak dengan deras dari mulutnya. Merasa sangat sakit dan bau busuk keringatnya yang amat sangat,mereka memohon kepada Allah agar dihilangkan keringat mereka namun tidak dikabulkan. Jika mereka minta minum, maka diberi air yang mendidih hingga rontoklah usus-ususnya.

Jika mereka minta makan, maka diberi buah Zaqqum hingga meletus dan mendidihlah apa yang ada di dalam perut-perut dan dalam dalam otak-otak mereka. Kemudian keluarlah api neraka dari dalam mulutnya, maka rontoklah semua isi perut mereka. Tiap seorang dari mereka dimasukkan dalam satu peti yang sangat sempit dari bara api selama 1000 tahun. Kemudian dikeluarkan dan dimasukkan dalam kurungan neraka serta dibelenggu didalamnya. Mereka menjerit-jerit selama satu tahun tetapi tidak dikasihani. Di dalam kurungan itu terdapat ular-ular dan kala-kala sebesar onta. Ular-ular itu menggerogoti telapak kakinya tapi ia tidak dapat memukulnya.

Pada kepala mereka dituangi tembaga dari api, dan besi pada ubun-ubunnya. Rantai melilit leher mereka dan belenggu-belenggu pada tangannya. Setelah 1000 rahun mereka dikeluarkan dan langsung dilontarkan ke dalam (neraka) Wail selama 1000 tahun. Kemudian mereka sama memanggi: 'Wahai Muhammad! Aduh Muhammad!' Begitu mendengar suara mereka Rasulullah berkata: 'Ya Tuhanku, aku mendengar suara ummatku.'

Allah menjawab: 'Itu suara peminum arak, mereka mati dalam keadaan mabuk, dihalau ke Padang Mahsyar juga dalam keadaan mabuk.' Lalu Nabi saw memohonkan syafa'at: 'Ya Allah keluarkanlah mereka dari neraka dengan syafa'atku.' Permohonan Rasulullah dikabulkan maka tidak kekallah mereka disana.

Tuesday, October 18, 2011

Neraka bagi Orang Kafir


Di hari itu tidak berguna tuduhan dan makian, yang ada hanya ungkapan kemarahan mereka terutama terhadap iblis, seperti yang digambarkan Allah dalam Al-Qur'an

Dan orang-orang kafir itu berkata (di hari kiamat): 'Hai Tuhan kami! tunjukkanlah kepada kami dua golongan, yang telah menyesatkan kami, dari golongan jin dan manusia supaya kami jadikan mereka di bawah telapak-telapak kaki kami agar mereka jadi orang-orang rendah.
(QS, Fushshilat, 41:29)

Demi mendengar tuduhan dan makian para ahli neraka terhadap dirinya, lalu iblis menyampaikan pidatonya di hadapan mereka untuk membela diri. Firman Allah SWT:

Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: 'Sesungguhnya Allah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku mengingkarinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku mengajakmu lalu kamu perkenankan aku; oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah diri kamu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolong aku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kamu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.' Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(QS, Ibrahim, 14:22)

Maka sebagian dari mereka berusaha untuk meminta tolong kepada para pemimpin mereka sewaktu di dunia, yang telah menyesatkan dan menyebabkan mereka dicampakkan di neraka. seperti firman Allah:

Dan tatkala mereka akan berbantahan di neraka,yaitu orang-orang yang lemah (para pengikut) akan berkata kepada mereka yang sombong
Pengikut: Sesungguhnya kami pengikut-pengikut kamu, maka bisakah kamu hindarkan dari kami sebagian dari azab neraka ini?
(Mereka yang sombong itu berkata,)
Pemimpin: Kita semua berada di dalamnya, sesungguhnya Allah telah jatuhkan hukum antara hamba-hambaNya
(QS, Al Mukmin, 40:47-48)

Karena tidak tahan terhadap kepedihan siksa neraka, mereka memohon keringanan kepada Tuhan melalui malaikat-malaikat penjaga neraka, seperti firman Allah,

Dan orang-orang yang di neraka berkata kepada penjaga-penjaga Jahannam
Ahli neraka: Mintakanlah kepada Tuhan kamu supaya Ia meringankan dari kami sehari saja dari azab
Malaikat: Dan bukankah telah datang kepada kamu rasul-rasul kamu dengan membawa keterangan-keterangan?
Ahli neraka: Ya
Malaikat: Kalau begitu, berdoalah kamu; dan tidak ada doa orang-orang yang kafir itu melainkan dalam kesesatan
(QS, Al Mukmin, 40:49-50)

Mendengar jawaban dari malaikat-malaikat penjaga neraka itu, mereka lalu berputus asa sehingga yang mereka idam-idamkan hanyalah kematian, seperti firman Allah:

Dan mereka memanggil: 'Hai Malik! hendaklah Tuhanmu hukumkan kematian atas kami.' Ia jawab: Sesungguhnya kamu akan tetap tinggal (di dalam neraka ini)
(QS, Az-Zukhruf, 43:77)

Kemudian mereka memohon langsung kepada Tuhan dengan doa yang sangat menyayat hati, seperti yang difirmankan Allah:

Dan mereka beteriak di dalam neraka: 'Hai Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan kerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.'
(QS, Fathir, 35:37)

Berkenaan dengan permohonan ahli neraka itu, Tuhan mengadakan dialog langsung dengan mereka, seperti firman Allah dalam al-Qur'an

Allah: Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepada kamu sekalian tetapi kamu mendustakannya?
Ahli Neraka: Hai Tuhan kami! telah dikuasai oleh kejahatan kami dan kami adalah orang-orang yang sesat. Hai Tuhan kami! keluarkanlah kami dari neraka ini (kembalikanlah kami ke dunia). Jika kami kembali (kafir) maka sesungguhnya kami orang-orang yang zalim.

Allah: Tinggallah kamu di dalamnya dan janganlah kamu berkata-kata kepada-Ku. Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (sewaktu di dunia): 'Ya Tuhan ! kami telah beriman, maka ampunkanlah kami, lantaran Engkau sebaik-baik pengasih.' Tetapi kamu jadikan mereka ejekan, sehingga (kesibukan kamu mengejek mereka) menyebabkan kamu lupa mengingat-Ku, dan kamu selalu mentertawakan mereka. Sesungguhnya pada hari in Aku ganjari mereka dengan sebab kesabaran mereka, sesungguhnya merekalah orang-orang yang dapat kemenangan.
(QS, Al Mukminun, 23:105-111)

Pintu Neraka


Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

Dan sesungguhnya Jahanam itu tempat yang dijanjikan bagi mereka sekalian. Ia mempunyai tujuh pintu; tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka (pengikut-pengikut iblis)
(QS, Al Hijr, 15:43-44)

Tentang pintu-pintu neraka, Rasulullah saw pernah bertanya kepada Jibril as: 'Apakah pintu-pintu neraka itu seperti pintu rumahku?' Jawab Jibril: 'Tidak, tetapi pintu neraka terbuka di bawah yang lain.'

Dalam sebuah riwayat, Wahab bin Munabbih berkata,

Jarak satu pintu ke pintu lainnya bisa ditempuh dengan perjalanan tujuh puluh tahun. Setiap pintunya sangat panas dari yang lain dengan perbandingan tujuh puluh kali.
(Mukhtashar Tadzkiratul Qurthuby) (Dari Calon-Calon Ahli Surga dan Ahli Neraka - M.Ali Chasan Umar)

Rasulullah saw, dalam riwayat lain pernah berdialog dengan malaikat Jibril as,

Rasulullah: Siapakah orang-orang yang menempati pintu-pintu neraka itu?
Jibril:
Pintu pertama(paling bawah) namanya Hawiyah, ditempati orang-orang munafik dan kafir.

Pintu kedua namanya Jahim, ditempati orang-orang musyrik.

Pintu ketiga namanya Saqar, ditempati orang-orang Shabiin (orang-orang yang menukar agama, para penyembah bintang, yang mengaku beragama Nabi Nuh),

Pintu keempat namanya Ladhaa. ditempati Iblis dan para pengikutnya serta orang-orang Majusi (penyembah api),

Pintu kelima namanya Huthamah, ditempati orang-orang Yahudi,

Pintu keenam namanya Sa'ir, ditempati orang-orang Nasrani,

Pintu ketujuh ditempati orang-orang yang berbuat dosa besar dari golongan umatmu yang sampai mati mereka belum bertobat.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Jibril tidak menerangkan pintu ketujuh sehingga Rasulullah saw bertanya: ' Wahai Jibril mengapa engkau tidak menuturkan kepadaku penghuni pintu ketujuh?

Jibril berkata: 'Wahai Muhammad tak usahlah engkau tanyakan hal itu kepadaku.'
Kata Nabi saw: 'Baiklah kalau begitu.'
Maka Jibril berkata : 'Wahai Muhammad, yaitu para pembuat dosa-dosa besar dari ummatmu. Mereka mati sebelum bertobat.'
Seketika itu Nabi saw pingsan. Dan setelah sadar beliau berkata: 'Wahai Jibril, besar sekali musbahku dan aku sangat takut. Apakah salah seorang dari ummatku akan masuk neraka?'

Jibril menjawab: Ya, ummatmu yang berbuat dosa-dosa besar.'
Maka Nabi saw menangis lalu Jibril menangis pula karena tangisnya Nabi saw
(Tanbihul Ghafalin - Al Faqih Abu Laits Samarqandi, hal 59)

Pintu neraka akan dibukakan bila golongan yang akan memasukinya telah dihadirkan, seperti firman  Allah:

Dan orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan, sehingga apabila mereka sampai ke neraka, dibukakan pintu-pintunya dan penunggu-penunggunya berkata kepada mereka:
'Bukankah telah datang kepada kamu rasul-rasul dari jenis kamu yang membacakan kepada kamu ayat-ayat Tuhan kamu dan mengancam kamu dengan pertemuan hari ini?' Mereka menjawab: 'Ya ada!' tetapi telah pantas hukuman azab atas orang-orang kafir.
(QS. Az-Zumar, 39-72)

Dikatakan:'Masukilah pintu-pintu Jahannam itu, kamu kekal di dalamnya. 'Maka alangkah jelek tempat kembali bagi orang-orang yang sombong itu.
(QS, Az-Zumar, 39-72)

Penduduk Ahli Surga

Rasulullah saw  bersabda:

Rombongan pertama yang masuk surga bagaikan bulan purnama, kemudian di belakang mereka seperti bintang yang paling terang di langit, mereka tidak pernah kencing dan tidak pula buang air besar dan tidak meludah, tidak membuang ingus, sisir mereka dari emas, bau peluh mereka bagaikan kesturi dan ukup-ukupan mereka kayu gaharu yang sangat wangi, istri-istri mereka bidadari yang bulat matanya, ukuran badan mereka rata-rata sama, yaitu sebesar ayah mereka Nabi Adam as tingginya enam puluh hasta menjulang ke langit.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra)

Allah menjadikan ukuran tubuh mereka sebesar tubuh Nabi Adam as untuk memperluas permukaan kulit mereka supaya mereka lebih menikmati karunia-karunia Tuhan

Nabi saw bersabda:

Di dalam surga itu juga makan dan minum tetapi tidak pernah meludah, tidak pernah kencing, tidak pernah berak dan tidak pernah menjahit pakaian. Orang-orang bertanya: 'Bagaimana jadinya makanan yang dimakan itu?' Jawab Nabi saw: 'Langsung menjadi keringat dan menjadi minyak wangi seperti misk.'
(HR. Muslim)

Penghuni surga masuk surga dan mereka masih muda-muda, berambut pendek dan rapi, mata mereka bercelak dan mereka berusai tiga puluh atau tiga puluh tiga tahun.
(HR. Tirmidzi)

Rasulullah bersabda:

Bahwa setelah ahli surga itu sama masuk ke dalam surga tiba-tiba terdengarlah seruan Allah Ta'ala kepada mereka,

Allah Ta'ala: 'Wahai Ahli surga apakah yang kalian sukai akan Kutambahkan untukmu
Ahli Surga: Tidakkah telah Engkau putihkan wajah kami, tidakkah telah Engkau masukkan kami ke dalam surga, tidakkah telah Engkau selamatkan kami dari neraka
 Lalu Allah membuka tirai Hijab-Nya, hingga terlihat kepada mereka. Maka tidak ada sesuatu yang lebih mereka sukai daripada melihat ke wajah Tuhannya
(HR. Imam Muslim)

Lengkaplah kenikmatan ahli surga setelah mereka dibukakan hijab Allah. Dan mereka pun merasa tenteram setelah mendapati jaminan langsung dari Allah.Rasulullah saw pernah bersabda:

Bahwasanya Allah Ta'ala berdialog langsung dengan ahli surga

Allah Ta'ala: Wahai Ahli Surga!
Ahli Surga: Labbaika y aTuhan kami, segala kebaikan di tangan-Mu Tuhan
Allah Ta'ala: Apakah kalian telah puas?
Ahli Surga: Kenapa kami tidak pusa, padahal Engkau telah memberikan kepada kami dari apa saja yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari Makhluk-Mu
Allah Ta'ala: Inginkah aku berikan kepada kalian yang lebih dari itu semua?
Ahli Surga: Apakah yang lebih dari semua itu?
Allah Ta'ala: Aku tetapkan keridhaan-Ku, maka Aku tak akan memurkai kalian selama-lamanya.
(HR. Bukhari-Muslim dari Abi Said Al-Khudry ra)

Sungai, Kendaraan, Pasar dan Cuaca di Surga

  
Hadits dari Anas bin Malik ra, ia berkata : Bahwa Rasulullah saw pernah ditanya mengenai air al-Kautsar. Kata nabi:

Di dalam surga ada sungai yang disediakan Allah, airnya lebih putih dari susu serta lebih manis dari madu, juga ada sejenis burung yang lehernya sebesar leher unta
(HR. Tirmidzi)

Allah berfirman tentang sungai-sungai surga,

Didalam surga ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya; sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari arak yang rasanya lezat bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring.
(QS, Muhammad, 47:15)

Dalam hadits disebutkan:

Sesungguhnya engkau akan melihat seekor burung di dalam surga sedang engkau menginginkan dagingnya, maka jatuhlah ke hadapanmu dalam keadaan telah masak.
(HR Bazza dengan Sanad Dhaif yang berasal dari riwayat Ibnu Mas'ud) (Dari konsep Hidup Sesudah Mati Imam Ghaali, oleh Hussein Bahreisy, hal. 124)

Nabi saw bertanya pada Jibril, Wahai Jibril, dari manakah datangnya sungai-sungai itu? dan ke mana pula sungai-sungai itu mengalir?

Jibril: Sungai-sungai itu mengalir ke telaga Kautsar tetapi aku tidak tahu darimana datangnya sungai-sungai itu. Karenanya tanyakan saja kepada Allah Ta'ala supaya Dia memberitahukan dan memperlihatkan kempadamu
(Kemudian Nabi berdoa memohon kepada Allah kemudian datanglah malaikat serta berkata)

Malaikat: Wahai Muhammad pejamkanlah matamu
(Nabi pun memejamkan mata, malaikat itu berkata lagi,)
Malaikat:  Bukalah matamu
(Aku membuka kedua mataku. Tiba-tiba aku sudah berada di dekat sebuah pohon. Tak jauh dari pohon-pohon itu aku melihat sebuah kubah berwarna putih terbuat dari intan. Kubah itu memiliki satu pintu yang terbuat dari permata berwarna hijau dan gemboknya dari emas merah. Apabila seluruh manusia dan jin berkumpul di atas kubah itu niscaya akan nampak seperti burung yang bertengger di atas gunung atau hanya sperti sebutir telur yang terletak di atas gunung. Dan di situlah Nabi melihat empat sungai di bawahnya. Ketika Nabi akan kembali maka malaikat itu menegurku,)

Malaikat: Mengapa engkau tidak masuk ke dalamnya?
Nabi: Bagaimana aku bisa masuk sedngkan pintunya dikunci?
Malaikat: Hendaklah engkau saja yang membukanya
Nabi: Bagaimana aku membukanya?
Malaikat: Kuncinya berada di tanganmu
Nabi: Apakah itu?
Malaikat: Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

(Nabi mendekati kubah seraya membaca Basmalah, dan terbukalah kunci itu. Lalu Nabi masuk ke dalam kubah. Di situlah Nabi melihat sungai-sungai itu mengalir dari empat buah tiang kubah itu)
(Dari Durratun Nasihin III, hal 25-26, Usman al-Khaibawi)

Bila penduduk surga ingin berpergian, Allah pun telah menyiapkan untuk mereka kendaraan-kendaraan yang jauh lebih hebat dari jenis kendaraan yang pernah diciptakan manusia.

Disebutkan dalam Hadits:

Ada seseorang bertanya kepada Nabi saw: 'Adakah kuda dalam surga?' Jawab Nabi saw: 'Jika engkau dimasukkan Allah ke dalam surga maka engkau akan menunggangi kuda dari yakut merah. Engkau akan menungganginya ke mana saja engkau suka.'
(HR Trimidzi)


Tentang pasar di surga ada pasar yang dikunjungi ahli surga setiap hari jumat, maka bertiup angin selatan dan mengenai wajah serta pakaian mereka, tiba-tiba mereka berubah bertambah indah sehingga ketika mereka kembali ke tempatnya disambut oleh keluarganya dan dikatakan: 'Demi Allah, kamu bertambah bagus.' Jawab mereka: 'Kamu sepeninggal kami juga bertambah cantik jelita.'
(HR. Muslim)

Di dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:

Di dalam surga ada pasar dimana tidak ada jual beli, yang ada adalah pameran paras laki-laki maupun perempuan. Kalau ada seseorang (penduduk surga) yang menginginkan, maka ia boleh  meminangnya.
(HR. Tirmidzi)

Sedangkan tentang cuaca di surga disebutkan

Hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Ada seseorang bertanya: 'Ya Rasulullah, apakah di dalam surga itu ada siang dan malam?
Jawab Nabi saw: 'Tidak. Yang ada disana hanya sinar dan cahaya.'
(HR. Hakim dan Tirmidzi)

Kamar dan Pohon Surga


Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya di surga ada pohon, kalau seseorang berkendaraan kuda yang paling cepat dan lari dibawahnya maka tak akan putus naungannya selama seratus tahun
(HR. Bukhari dari Abi Said Al-Khudry ra)

Tidak hanya itu saja macam pohon surga. Disebutkan, salah seorang sahabat bernama Ka'ab ra pernah menanyakan kepada Rasulullah saw mengenai pohon-pohon surga. Rasulullah menjawab bahwa,

Di surga dahan pohon tidak kering, daunnya tidak gugur dan batangnya tidak rusak. Dan pohon yang paling besar di surga adalah pohon Thuba. Batangnya terdiri dari intan, galinya dari yakut, dahannya dari zabarjud dan daun-daunnya dari sundus. Pada pohon itu terdapat tujuh puluh ribu cabang yang menghujam sampai ke dasar Arsy dan cabang yang terendah menggelayut sampai di langit dunia.

Tidaklah di surga itu merupakan kamar loteng dan cungkup melainkan pada cabang pohon itu mereka sama bernaung. Pada pohon itu terdapat buah-buahan yang menawan hati. Adapun perbandingannya di dunia adalah matahari yang berpusat di langit dan cahayanya sampai ke seluruh penjuru.
(Dari Durratun Nasihin III, hal. 27)

Dalam hadits lain,
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tiada pohon di surga kecuali batangnya dari emas
(HR. At-Tirmidzi)

Kejutan berikutnya adalah Allah menciptakan sesuatu yang bergelantungan pada pohon-pohon surga. Nabi saw bersabda:

Sesungguhnya di dalam surga banyak pohon yang digantungi lonceng dari perak. Bila penduduk surga ingin mendengarkan bunyinya, maka Allah meniupkan angin dari bawah Arsy, lalu angin itu meniup pohon-pohon itu sehingga lonceng itu pun bergerak dengan bunyi yang amat merdu sehingga seandainya penghuni bumi mendengarnya tentu mati seketika karena bunyinya
(Dar Tafsir Showi juz III, hal 273) (Dari Ada Apa Setelah Mati, Moch Anwar)

Rasulullah saw bersabda:

Bagi seorang mukmin di surga, ada sebuah kemah dari mutiara yang berlubang, panjang tingginya enam puluh mil
(HR. Bukhari Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan,
Hadits dari Abu Musa al-Asyari ra, ia berkata bahwa Nabi saw bersabda: Kemah itu merupakan suatu ruangan, tingginya tiga puluh mil. Tiap-tiap sudutnya ditempati oleh keluarga mukmin, tidak saling menampak antara mereka satu sama lain
(HR. Bukhari)

Hadits dari Abdullah bi Qais, dari ayahnya, mengatakan bahwa Nabi saw bersabda:

Orang mukmin di dalam surga memiliki kemah-kemah dari luk-luk. Satu ruangan, enam puluh mil panjangnya. Di dalam (kemah) itulah keluarga orang mukmin bermain-main berkeliling. Dan karena luasnya maka tidak tampak antara satu dengan lainnya.
(HR. Muslim)

Hadits dari Abu Musa ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya setiap orang mukmin di surga mempunyai sebuah kemah dari intan yang berlubang dalam satu riwayat panjangnya 60 mil. Di setiap ruang terdapat beberapa istri yang tidak melihat kepada yang lain dan mereka dikunjungi suaminya. Ia juga mempunyai dua taman dari perak yang dilengkapi dengan tempat barang-barang dan apa saja. Ia juga memiliki dua taman dari emas dengan segala sesuatu yang ada disana. Tidak ada tabu antara mereka dan antara melihat Tuhan mereka kecuali pakaian kebesaran-Nya tersedia di Surga Adn.
(Muttafaqun Alaih)

Kecantikan Bidadari Surga


Tentang surga Adn, malaikat Jibril as pernah mendapat kehormatan untuk melihatnya dari dekat, seperti yang diceritakan oleh Ibnu Mas'ud bahwasanya Rasulullah saw bersabda:

Bahwasanya di kala Allah menciptakan surga Adn lalu Ia menyeru kepada Jibril: 'Pergilah kau ke surga dan saksikanlah apa yang Aku ciptakan buat para hamba-Ku dan kekasih-Ku.' Kemudian Jibril pergi mengelilingi surga, Ada seorang jariyah mendekatinya, yaitu bidadari yang amat sangat cantik rupawan dengan mata yang bulat.
Dari sebuah mahligai tersenyumlah bidadari itu kepada Jibril sehingga terang benderanglah surga Adn. Kemudian Jibril segera bersujud karena mengira bahwa itu adalah cahaya Allah Yang Maha Mulia.

Jariyah itu pun memanggil Jibril,

Jariyah: Wahai hamba yang dipercaya Allah! Angkatlah kepalamu!
(Jibril mengangkat kepala dan melihat bidadari itu)
Jibril: Maha Suci Dzat yang menciptakan engkau
Jariyah: Wahai kepercayaan Allah, tahukah engkau untuk siapa aku ini diciptakan?
Jibril: Tidak
Jariyah: Sesungguhnya Allah menjadikan daku untuk orang yang memilih keridhaan Allah daripada mengikuti hawa nafsunya.
(Durratun Nasihin III, hal 27 - Usman al-Khaibawi)

Keluarbiasaan paras dan keadaan para bidadari itu seolah-olah tembus pandang seperti minuman merah yang terlihat di balik kaca yang putih dan hijau.

Hadits dari Said al-Khudry ra mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Perempuan-perempuan surga (bidadari) itu betisnya kelihatan di balik tujuh puluh lapis pakaian sutera yang dikenakannya. Malah kelihatan sampai ke sumsum tulang betisnya. Demikianlah Allah berfirman dalam al-Al'Quran, bidadari itu seolah-olah batu permata yakut dan intan berlian yang berkilau-kilauan
(HR. Tirmidzi)

Begitu hebatnya kemilau yang dipancarkan bidadari, sampai disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Nabi saw bersabda:

Kalau Sekiranya perempuan surga (bidadari) itu berada di dunia, maka terang benderanglah dunia ini karena sinar wajahnya. Dan perhiasan yang berada di kepalanya lebih bagus dari segala sesuatu yang terdapat dalam dunia
(HR. Bukhari)

Bahkan dalam hadits lain Rasulullah saw pernah menerangkan sinar yang dipancarkan hanya oleh jari manis seorang bidadari: Kalau sekiranya seorang bidadari menampakkan jari manisnya saja di dunia ini niscaya akan suramlah sinar matahari dan rembulan
(Tanbihul Ghaafiliina) - (Dar Durratun Nasihin I, hal 137 - Usman al-Khaibawi)

Disebutkan lagi bahwa bidadari-bidadari itu mengenakan 70 pakaian dan setiap lelaki memiliki 70 ranjang dari yakut merah. Setiap ranjangnya terdapat 70 sprei dan setiap sprei ada seorang wanita. Setiap wanita memiliki 1000 (seribu) teman dan setiap teman membawa piring yang terbuat dari emas sebagai ajang mereka makan.

Ibnu Abbas ra juga berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya di surga terdapat bidadari-bidadari yang disebut Ainna, ia dijadikan dari empat unsur yaitu misk, kafur, anbar dan zakfaran. Lempungnya diaduk dengan air yang hidup. Seluruh bidadari sangat merindukan suami-suami mereka. Andaikata ia meludah dalam lautan dengan satu ludahan, sungguh menjadi tawarlah air laut itu akibat ludahnya. Pada dagunya tertulis: 'Siapa yang ingin seperti keadaanku (memiliki daku), maka taatlah kepada Allah sebagaimana daku.'

Dalam riwayat lain Rasulullah saw menerangkan:

Allah Ta'ala telah menciptakan wajah-wajah bidadari dari empat warna, putih, hijau, kuning dan merah, dan telah menciptakan badannya dari kunyit, minyak misik, minyak anbar dan kafur, rambutnya dari buah pohon turki dari jari-jari kakinya sampai lutu dari kunyit yang bagus, dari lutut sampai pusatnya dari minyak misik, dari pusatnya sampai lehernya dari minyak anbar, dari lehernya sampai kepala dari kafur, maka kalau sekiranya dia meludah sekali di dunia ini niscaya ludah itu laksana minyak misik harumnya. Di dadanya terukir nama calon suaminya serta salah satu nama Allah Ta'ala, lebar antara dua pundaknya sejauh satu pos (kurang lebih 3 mil menurut kamus Marbawi), pada masing-masing tangannya terdapat sepuluh gelang dari emas, pada jari-jarinya terdapat sepuluh cincin dan dua kakinya terdapat gelang kaki dari permata dan mutiara
(Daqqa-Iqul Akhbaari) - (Durratun Nasihin I, hal 169-170)

Hadits dari Abi Said al-Khudry ra, ia berkata, Nabi saw pernah bersabda bahwa bidadari di dalam surga setiap setiap kali selesai disetubuhi oleh suaminya maka kembali perawan seperti semula
(Al-Hadits)

Hadits dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Pernah ada seseorang bertanya kepada Nabi saw: Ya Rasulullah, berapakah kekuatan laki-laki dalam menyetubuhi istri-istrinya di dalam surga? Nabi saw menjawab: Seratus kali dalam sehari. 
(HR Tirmidzi)

Firman Allah:
...: di dalam surga kami tidak merasa lelah dan tiada pula merasa letih.
(QS, Faathir 35)

Gambaran Surga


Nabi saw bersabda:

Demi Allah, demi antara dua ambang pintu surga itu bagaikan jarak antara Makkah dan Hajar atau Makkah dan Bushra.
(HR. Bukhari-Muslim)

Dan luas surga itu sendiri. Bersabda Nabi saw:

Sesungguhnya surga itu seratus tingkat. kalau sekiranya dikumpulkan seluruh alam semesta ini lalu dimuatkan ke salah satu tingkatnya, (tingkat tersebut) maka masih lapang.
(HR. Tirmidzi)

Dan dari apa surga diciptakan? Dalam sebuah hadits disebutkan,

Dari Abu Hurairah ra berkata: 'Ada seseorang bertanya: 'Ya Rasulullah dari apakah mahkluk (surga) itu diciptakan?' Nabi menjawab: 'Dari air.' Kami bertanya lagi: 'Surga itu dibangun dari apa?' Beliau menjawab: 'Satu bata dari emas dan satu bata dari perak. Perekat antara kedua bata itu adalah minyak misk yang amat wangi semerbak. Batu-batunya berupa intan dan yakut sedangkan tanahnya zaghfaran.'
(HR. Ahmad)

Dalam hadits lain dari Abu Hurairah ra mengatakan: Rasulullah saw bersabda:

Dinding surga itu satu bata dari perak dan satu bata emas.Tanahnya dari za'faran dan lumpurnya dari misk. Ditanya orang mengenai tanah surga itu, kata Nabi saw: 'Dari permata Makkah yang putih dan misk khusus.'
(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah ra)

Gambaran surga secara umum menurut bahannya

Pertama: Surga Darul Jalal yang diciptakan dari permata putih

Kedua: Surga Darus Salam yang diciptakan dari permata merah

Ketiga: Surga Ma'wa yang diciptakan dari permata hijau

Keempat: Surga Khuldi yang diciptakan dari perak putih

Kelima: Surga Na'im yang diciptakan dari perak putih

Keenam: Darul Qarar yang diciptakan dari emas merah

Ketujuh: Surga Firdaus yang diciptakan dari batu bata dari perak, batu bata dari emas, batu bata dari permata merah dan dari batu bata dari permata hijau sedangkan perekatnya dari minyak misk

Kedelapan: Surga Adn yang diciptakan dari mutiara yang melebihi semua Surga. Surga Adn memiliki dua pintu dari emas dan jarak antara dua pintu itu seperti langit dan bumi, bahan bangunannya adalah batu bata dari emas dan perak, tanah pasirnya dari bahan yang wangi semerbak dari minyak anbar, perekatnya dari minyak misk. Didalam surga itu terdapat beberapa sungai yang mengalir ke seluruh surga, batu-batu kerikil sungainya dari mutiara sedangkan airnya lebih sejuk daripada salju dan lebih manis daripada madu. Di dalam surga ini terdapat telaga Kautsar yaitu telaga Nabi Muhammad saw serta telaga-telaga lain yaitu telaga Kaafur (minyak barus harum),telaga Tasniim(air surga), telaga Salsabil, telaga Rahiqiin Maktuum, telaga air, telaga susu dan telaga madu
(Durratun Nasihin III, hal 24-25)

Sedangkan bau surga, Ibnu Umar ra mengatakan bahwa Nabi saw pernah bersabda:

Dan sesungguhnya surga itu sudah mulai tercium pada jarak empat puluh tahun perjalanan.
(HR. Bukhari)

Pintu Surga


Rumah-rumah di surga disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Said ra dari Rasulullah saw beliau bersabda:

Sesungguhnya penghuni surga akan dapat melihat penghuni kamar di atasnya sebagaimana mereka melihat bintang yang gemerlapan, satu-satunya bintang yang masih kelihatan di ufuk timur atau ufuk barat karena adanya kelebihan di antara mereka. Para sahabat bertanya: 'Wahau Rasulullah itukah tempat tinggal para nabi yang tidak dapat dicapai siapapun selain mereka?' Nabi menjawan: 'Bukan, demi Dzat yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya itu adalah buat orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul.'
(Muttafaqun Alaih)

Gambaran gedung istana di dalam surga pernah digambarkan dalam sebuah hadits dari Aisya ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda:

Hai Aisyah, sesungguhnya di dalam surga itu terdapat beberapa gedung istana terbuat dari mutiara, batu permata merah dan dari batu zabarjud

Sedangkan kamar-kamarnya digambarkan oleh Rasulullah saw sebagai berikut:

Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat beberapa kamar yang beraneka ragam,semuanya bisa dilihat luarnya dari dalam dan dalamnya bisa dilihat dari luar

Dalam sebuah hadits diterangkan:

Sungguh di belakang as sirath(jembatan) terdapat padang belantara, di situ terdapat pohon-pohon yang indah. Dibawah tiap-tiap pohon terdapat dua mata air yang memancar dari surga, salah satunya dari arah kanan dan yang satunya dari arah kiri. Sedangkan orang yang beriman ketika melewati jembatan itu, mereka minumdari salah satu mata air itu sehingga hilanglah perasaan iri hati, khianat, kotoran, darah, dan air kencing. Maka bersihlah mereka lahir batin. Kemudian mereka menjadi wangi laksana minyak misik. Sesampainya di pintu surga maka keluarlah para bidadari, mereka masing-masing memeluk suaminya.

Rasulullah saw juga menerangkan bahwa surga memiliki pintu-pintu seperti sabdanya:

Sesungguhnya di surga ada pintu bernama arrayyan (pintu kesegaran) tempat masuk orang-orang yang berpuasa, nanti di hari kiamat. Hanya orang-orang yang berpuasa yang dapat masuk melalui pintu itu, mereka dipanggil oleh penjaganya: 'Dimanakah orang-orang yang telah berpuasa?' Maka mereka berdiri dan hanya mereka yang dapat masuk dari pintu itu, dan setelah mereka masuk, pintu pun ditutup, tak ada lagi seorang pun yang dapat masuk lewat pintu itu.
(HR. Bukhari-Muslim dari Sahal Bin Sa'ad ra)

Dalam sebuah riwayat, Ibnu Abbas ra berkata:

Surga mempunyai delapan pintu dari emas yang ditetesi mutiara-mutiara. Pada pintu pertama tetulis: Tiada Tuhan selain Allah , Muhammad utusan Allah

Pintu pertama: Untuk para nabi, rasul, syuhada dan para dermawan
Pintu kedua: Untuk orang-orang yang mengerjakan shalat dengan menyempurnakan dan memperbaiki wudhunya, serta menyempurnakan syarat rukunnya
Pintu ketiga: Untuk orang-orang yang mengeluarkan zakat hartanya
Pintu keempat: Untuk orang-orang yang memerintahkan kebajiakn dan melarang kemurkaan
Pintu kelima:  Untuk orang-orang yang memutuskan kehendak hawa nafsunya dari kesyahwatan
Pintu keenam: Untuk orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah
Pintu ketujuh: Untuk orang-orang yang berjuang meninggikan agama Allah
Pintu kedelapan: Untuk orang-orang yang bertaqwa yang memejamkan matanya dari perkara-perkara haram dan orang-orang yang beramal saleh, termasuk orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya serta menyambung tali persaudaraan