Ada sebuah hikayat aneh yang diceritakan oleh Abu al-Husain bin an-Nadi al-Baghdadi. Dia mengatakan, 'Aku mendapatkan berita bahwa Amirul Mu'minin al-Watsiq billah Harun bin al-M'tashim dalam tidurnya melihat seseorang. Orang itu berkata kepadanya, 'Sesungguhnya dinding yang telah dibangun Dzul Qarnain telah terbuka. Ya'juj dan Ma'juj te;lah keluar dari sana.' Al-Watsiq bangun dari tidurnya dengan ketakutan. Kemudian dia memanggil Salam at-Turjuman. Dia menyuruhnya untuk pergi ke tempat dinding yang telah dibangun Iskandar dan mencari tahu tentang kabarnya. Al-Watsiq memberinya 5000 dinar smabil berkata, 'Ini adalah bayaranmu. Aku akan menyerahkan kepada anak-anakmu.' Kemudian dia menunjuk lima puluh penunggang kuda dan menulis surat pengantar kepada setiap pejabat negara yang dilewatinya.
Selanjutnya, Salam at-Turjuman pergi dari Baghdad bersama para penunggang kuda tersebut hingga dia sampai Armenia. Penguasa Armenia memberikannya surat pengantar untuk Raja Lan. Penguasa Lan memberinya pengantar untuk Raja Khazar (Caspienne). Setelah dia sampai ke Raja Khazar, raja tersebut mengutus sejumlah tentaranya untuk pergi bersamanya sebagai penunjuk jalan. Setelah keluar dari hadapan raja tersebut, dia berjalan selama dua puluh lima hari hingga memasuki tanah hitam. Selama sepuluh hari dia berjalan di tanah tersebut.
Dalam perjalanan itu, dia menemukan kota-kota yang porak-poranda. Dia bertanya kepada mereka tentang orang-orang yang menghancurkannya. Mereka menjawab, 'Inilah kota-kota yang dirusak oleh Ya'juj dan Ma'juj yang hingga kini masih tetap porak-poranda. Dari kota-kota yang hancur itu dia melanjutkan perjalanan hingga memasuki sebuah kota yang penduduknya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab dan bahas Persia serta bisa membaca Alquran. Mereka memiliki mesjid. Mereka melaksanakan shalat Jum'at dan shalat berjemaah. Penguasa kota itu bertanya kepada mereka, 'Darimana kalian?' Salam at-Turjuman menjawab, 'Kami adalah urusan Amirul Mukminin al-Watsiq billah Harun.
Tatkala mendengar itu, mereka dengan kata-kata, 'Amirul Mukminin' yang dikatakan Salam. Mereka berkata, 'Kami belum pernah mendengar kata-kata itu, kecuali pada hari ini dari kalian.' Setelah itu, dia meninggalkan mereka, pergi hingga sampai ke sebuah gunung yang licin dan didepannya ada gunung yang terpisah. Di antara kedua gunung itu ada sebuah lembah yang luasnya mencapai 150 siku. As-Sadi mengatakan, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj tidak memiliki jalan keluar kecuali dari wilayah antara dua gunung ini dan di belakang mereka ada al-Bahr al-Muhith. Seandainya semua itu tidak ada, tentu dinding itu sedikitpun tidak berguna.
Di atas dinding itu ada banyak beranda yang terbuat dari besi. Di setiap beranda ada dua tanduk yang membengkok satu kepada yang lainnya. Di tengah-tengah bangunan benteng itu ada pintu yang memiliki dua buah daun pintu. Lebar setiap daun pintu adalah 50 siku dama dengan tingginya. Di pintu itu ada kunci yang tingginya mencapai tujuh siku dan memiliki dua belas gigi. Setiap giginya seukuran tangan makhluk. Kunci tersebut digantungkan dalam rantai yang panjangnya delapan siku yang berdiameter empat jengkal. Pintu itu memiliki ambang pintu yang lebarnya sepuluh siku dan panjangnya seraus siku.
Dinding(benteng) tersebut setiap hari dijaga oleh seorang penjaga yang ditemani oleh sekitar dua puluh orang ahli kuda kaumnya yang ditangannya memegang palu dari besi. Mereka memukul kunci tiga kali lalu mereka dengarkan dengan saksama apa yang terjadi dibalik pintu. Dengan melakukan hal tersebut, Ya'juj dan Ma'juj tahu bahwa di balik pintu ada penjaga.
Alam at-Turjuman berkata, 'Di dekat benteng aku melihat sumber air yang mengalir. Di sekitarnya ada alat-alat bangunan, yaitu kuali dan gayung dari besi serta bata-bata besi sisa.' Alat-alat ini telah ditinggalkan bertahun-tahun, berkarat dan berserakan satu sama lain. salam berkata, ' Aku bertanya kepada penduduk yang ada di sekitar dinding tersebut, apakah kalian pernah melihat Ya'juj dan Ma'juj.' Mereka menjawab, 'Pernah kami melihta mereka beberapa kali di atas balkon benteng. Terkadang di antara mereka ada yang jatuh ke tanah karena terhembus oleh angin yang kencang.'
Semua yang dilihta dan didengar tentang benteng dan berita tentang Ya'juj dan Ma'juj itu dicatat oleh Salam hingga tulisannya menjadi gulungan naskah. Dia kembali ke Baghdad dan menceritakan semua keajaiban yang dilihat dan didengarnya. Begitulah yang diceritakan oleh Ibn al-Jauzi dalam kitabnya Tanwaru al-Qibas.
thanks ya nice article bro Voxy88
ReplyDelete