Di istana Fir'aun ada seorang Masyitah (penata rambut) yang telah beriman. Untuk tugasnya tersebut, Fir'aun memberinya kursi dan sisir yang terbuat dari emas. Pada suatu ketika, ketika dia sedang menata rambut putrinya Fir'aun, tiba-tiba sisir dari tangannya terjatuh, dia berkata, 'Celakalah orang yang kufur kepada Allah'. Mendengar hal tersebut, putri Fir'aun marah lalu pergi melaporkannya kepada Fir'aun. Fir'aun marah. Dia panggil Mastiyah dan memintanya untuk mengklarifikasikan laporan yang disampaikan kepadanya. Dia berkata, 'Sebenarnya, saya telah beriman kepada Tuhannya Musa.'
Pada ssat itu, Fir'aun memerintahkan Mastiyah dilemparkan ke tanah dan memaku tangan dan kakinya dengan paku-paku yang ada di tanah. Lalu Fir'aun membawa anak-anak Mastiyah ke hadapannya. Dia berkata, 'Jika engkau beriman kepadaku, maka aku akan membebaskanmu. Jika tidak, maka aku akan menyembelih anak-anakmu di atas dadamu, 'Mastiyah menolaknya sehingga Fir'aun menyembelih anak-anaknya di atas dadanya. Mastiyah berkata, 'Segala puji bagi Allah.'
Setelah itu, Fir'aun memasukan Mastiyah ke dalam peti yang terbuat dari besi yang di panaskan dengan api. Akhirnya, Mastiyah mati di dalam peti tersebut. Peti itu dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah. Ia dipanaskan lalu orang yang beriman kepada Allah dimasukkan kesana hingga meninggal. Pada saat itu, Aisyah melihat para malaikat turun dari langit. Mereka datang dengan membawa kekeramatan untuknya dan memberikan kabar gembira bahwa Mastiyah telah menemui Tuhannya. Pada saat itu juga, Aisyah berdiri dan berkata:
'Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim' (QS 66:11)
Setelah membunuh Mastiyah, Fir'aun merasa bingung. Dia tidak tahu Aisyah mendekatinya dengan wajahnya yang sedih dan seperti orang yang kebingungan. Aisyah berkata kepada Fir'aun, 'Hai mal'un (orang yang terlaknat), sampai kapan aku bisa bersabar kamu membunuh para wali Allah, sampai kamu tega membunuh Mastiyah dan tidak memperhatikan haknya. Hai mal'un, berapa banyak rezeki Allah yang kamu makan, sementara kamu kufur kepada-Nya dan tidak mensyukuri-Nya, berapa banyak pertanda yang kamu lihat, tetapi kamu tidak menjadikannya sebagai bahan pelajaran.'
Mendengar itu, Fir'aun berteriak, maka berkumpullah kepadanya para menteri dan pengawalnya. Dia berkata, 'Lihatlah perbuatan Musa dan Harun! Bagaimana perbuatan mereka terhadapku, kaumku dan keluargaku. Mereka telah dirusak dengan sihir Musa. Aku tidak peduli dengan sihirnya. Akan tetapi, sulit bagiku untuk menerima keadaan Aisyah karena dia begitu mulia di hadapanku. Aku tidak tahu bagaimana sihir Musa bisa sampai kepadanya.' Fir'aun meminta Aisyah untuk pulang kepada ibunya agar kegilaannya (menurut Fir'aun) hilang, tetapi Aisyah menolaknya. Para pembantu Fir'aun memberikan pengertian kepadanya hingga ibunya pun datang untuk menasihatinya. Dia tetap menolak dan mengesakan Allah serta menyaksikan Musa adalah utusan-Nya.
Para menteri Fir'aun berkata, 'Seandainya engkau tidak membunuh Aisyah, maka dia akan berdampak buruk terhadap semua kaummu.' Maka, Fir'aun memerintahkan untuk memperlakukan Aisyah seperti yang diperlakukan kepada Masyitah. Pada saat itu, Jibril datang dan memberikan kabar gembira kepada Aisyah dengan surga serta memberinya sebuah gelas. Aisyah minum dari gelas itu. Jibril juga memberikan kabar gembira bahwa Aisyah akan menjadi istri Muhammad saw di surga.
Akhirnya, Aisyah meninggal tanpa menderita rasa sakit. Semoga Allah meridhainya.
Bukannya istri Firaun namanya Asiyah?
ReplyDeleteMaaf sebelumnya, saya belum punya buku-buku tentang kisah seperti ini, ini sumbernya dari mana ya? Istrinya Fir'aun namanya Asiyah binti Muzahim
ReplyDeleteMenyesatkan ini.....
ReplyDeletethanks ya nice article bro Voxy88
ReplyDelete